Umum

HSN Momentum Teguhkan Kesetiaan Warga NU Pada NKRI

Baca Juga : Gus Muhaimin Optimistis Santri Mampu Sejahterakan Indonesia

Portaltiga.com - Ribuan santri dan warga Nahdhatul Ulama dari Malang Raya dan sekitarnya berkumpul berdoa dan bersholawat bersama di Lapangan Tumapel, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional, yang jatuh pada 22 Oktober 2017. Sejak pagi hari ribuan warga yang didominasi kalangan santri baik pria maupun wanita telah memadati lapangan tersebut yang dimotori oleh PC NU Kabupaten Malang beserta sejumlah badan otonomnya seperti GP Ansor, Muslimat, Fatayat, IPNU dan IPPNU se-Malang Raya. Sejumlah Kiai dan Habib baik sekitar Malang Raya serta undangan dari Kediri, Probolinggo dan Madura, juga tampak bersama ribuan warga yang bersuka cita dalam memperingati Hari Santri Nasional (HSN) yang tetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2015 lalu yang jatuh setiap tanggal 22 Oktober. Diantara ulama yang hadir antara lain KH M Hafif Hasan dari PP Annuqoyah Guluk Guluk Kab. Sumenep, KH Huzaimi (PP Al Amien Prenduan, Sumenep), Gus Wafi (PP Lirboyo Kediri), Habib Jakfar bin Usman Al Jufry KH Ibnu Sulaiman (Singosari, Malang), Gus Khoiruddin (Ponpes An Nur, Bulu Lawang), Gus Sulton (PP Jampes, Kediri), Dr KH Erfan Azaiz (PP Al Hayatul Islamiyah, Kota Malang), dan Gus Thoriq Bin Ziyyad (PP Babussalam Pagelaran Gondanglegi). Rangkaian acara peringatan HSN yang digelar di Singosari itu dimulai dengan kirap dan apel Santri dilanjutkan dengan prosesi penandatangan Nota Kesepakatan serta Deklarasi Santri, Ulama, Umaro yang melibatkan 16 pondok pesantren besar di Jawa Timur dalam rangka menangkal radikalisme serta mendorong Perpu Ormas menjadi UU Ormas. Acara tersebut juga diwarnai dengan pelepasan ribuan balon berwarna merah dan putih sebagai simbol dukungan atas keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Peringatan HSN di Malang ini juga ditandai dengan penyerahan ratusan bibit pohon Zaitun kepada para ulama dan perwakilam santri sebagai wujud perdamaian dunia. "Peringatan HSN ini menjadi momentum penting bagi kalangan santri dan khususnya warga NU untuk meneguhkan kesetiannya pada NKRI serta menjadi garda depan bagi negara dalam upaya menangkal radikalisme yang kini dinilai memiliki tingkat kerawanan yang sangat tinggi," kata Ketua Panitia HSN Malang, Gus Thoriq bin Ziyyad Gus Thoriq di sela-sela acara HSN di Lapangan Tumapel, Kec. Singosari, Kab Malang, Ahad (22/10/2017). Menurutnya, sejumlah rangkaian acara HSN ini penuh simbolisasi dalam memahami konteks kondisi negara RI terkini dan bagaimana mengatasinya. Seperti, pelepasan ribuan balon dwi warna, merah dan putih. "Pelepasan balon ini merupakan wujud kecintaan para santri untuk NKRI, sedangkan pohon Zaitun merupakan simbolisasi suasana perdamaian yang mesti terwujud dan terpelihara di Indonesia," ungkap pemimpin PP Babussalam Pagelaran Kec. Gondanglegi Kab. Malang tersebut. Secara khusus, Gus Thoriq menyebut prosesi doa dan sholawat ini sekaligus juga merupakan upaya mendorong dan memberikan dukungan penuh atas keberadaan Perpu Ormas yang belum lama ini telah dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka mencegah radikalisme. "Dalam forum peringatan HSN di Malang ini diharapkan dengan adanya MOU dan deklarasi dapat mendorong Perpu bisa berubah menjadi UU Ormas. Sebagai bentuk dukungan atas perubahan Perpu Ormas menjadi UU Ormas itu, ribuan santri membubuhkan tanda tangannya di bentangan kain putih," katanya. (bmw/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait