Politika

Gerakan Hidup KAMI Sehat, Selaras Program Puti Soekarno

Baca Juga : PKS Jatim Wait and See Soal Paslon di Pilgub 2024

Portaltiga.com - Kemajuan peradaban suatu bangsa yang besar seharusnya diiringi oleh gelombang kepercayaan diri generasi muda dalam merebut optimisme dengan memaksimalkan sumber daya manusia yang ada. "Generasi muda milenial kita optimis terhadap masa depan," kata Koordinator Kegiatan Gerakan Kolaborasi Indonesia, Setiawan pada acara Talk Show Dalam rangka menyambut Hari Kesehatan Dunia di Surabaya, Sabtu (7/4/2018). Menurutnya, langkah yang paling konstruktif dalam menerjemahkan aspirasi masa depan bangsa berdasarkan survei nasional CSIS yang dirilis pada November 2017, Generasi muda milenial dalam rentang 19-29 tahun menunjukkan angka 94,8 persen. "Artinya, ini merupakan investasi mental yang dapat dikemas dalam bentuk gerakan pemuda yang tepat. Hanya kemudian bagaimana kelompok milenial ini dimobilisasi sebagai subjek pembangunan nasional melalui peran-perannya di masyarakat," ujarnya. Gerakan pemuda tersebut, lanjutnya, harus diawali dari kerangka kesadaran atas pentingnya hidup sehat. Artinya dalam melakukan perubahan, kaum muda harus mampu mengkampanyekan pesan-pesan agar hidup sehat kepada sekitar dan dimulai dari diri sendiri. "Data CSIS tahun 2017 menunjukkan bahwa 40 persen generasi muda milenial kita menempatkan persoalan kesehatan sebagai sebagai sumber dari kebahagiaan hidup. Maka dengan ini Kolaborasi Anak Muda Indonesia (KAMI) mengajak kepada seluruh generasi muda milenial untuk bergerak bersama," paparnya. Wakil Walikota Surabaya, Whisnu Sakti mengapresiasi gerakan ini. Kepedulian kaum muda terhadap masalah kesehatan patut mendapat dukungan dari Pemerintah. Ini juga selaras dengan harapan Puti Guntur Soekarno, saat bertemu dengan Komunitas Anak Muda Sabtu (11/2) di Satu Atap Co Working Space, di Jalan Pacar No 2. "Anak-anak muda, kaum milenial tak hanya bicara masalah digital, tapi juga tentang kesehatan. Masalah kesehatan tersebut, berkaitan dengan pola hidup sehat, dampak negatif efek negatif dari gadjet yang akan diperangi oleh mereka. Karena banyak faktor negatif gadget yang membuat pola hidup mereka gak sehat," ujarnya. Whisnu menilai gerakan Kolaborasi Anak Muda Indonesia berawal dari anak muda kembali kepada anak muda. Pemerintah hanya memfaailitasi. "Kita harapkan mereka (anak muda) bergerak di lingkungan mereka, dengan polanya sendiri," tandasnya. (bmw/tea)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait