Baca Juga : Pemkot, Unicef dan Bappenas Tanda Tangani, RKT Child Friendly Cities Initiative 2023
Portaltiga.com - Hingga minggu ketiga bulan Juni 2019 telah tercatat 67 anak di Jawa Timur menjadi korban kekerasan. Data ini dikeluarkan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jatim. Ada beberapa jenis kekerasan terhadap anak yang dilaporkan. Baik kekerasan secara fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, eksploitasi, penelantaran, sampai perdagangan manusia (trafficking). Hari Chandra Novianto Kepala Seksie Perlindungan Perempuan dan Anak DP3AK Jatim mengatakan, yang paling banyak dilaporkan terjadi terhadap anak-anak adalah kekerasan fisik. Selain itu, kekerasan seksual juga banyak dialami anak-anak. Data DP3AK Jatim menunjukkan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak terbanyak dilaporkan terjadi di Surabaya. "Kekerasan seksual ini miris sekali. Seminggu kemarin kami mendapat laporan, anak lima tahun mendapat kekerasan seksual oleh tetangganya yang melakukan tindakan asusila, ujarnya. Saat ini kasus tersebut sedang ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polrestabes Surabaya. Kejadian seperti inilah kata dia, yang perlu diketahui keluarga. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh DP3AK Jatim atas data-data yang ada, pelaku kekerasan seksual terhadap anak paling banyak dilakukan orang-orang terdekat di lingkungan mereka. "Bisa ayah tiri, pamannya, kakeknya, tetangganya. Ini menjadi pelajaran bagi orangtua yang memiliki anak agar lebih waspada dalam menjaga dan melindungi anak mereka," katanya. Data-data itu juga menunjukkan, bahwa tempat kejadian kasus kekerasan terhadap anak-anak, terbanyak yang dilaporkan terjadi di rumah. Sebab itulah pada momentum Hari Anak Nasional ini, DP3AK akan menggencarkan sosialisasi kepada keluarga. "Sesuai tema Hari Anak 2019, yakni pentingnya kualitas keluarga demi perlindungan anak," katanya. (ssn/abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.
URL : https://portaltiga.com/baca-8586-67-anak-di-jatim-jadi-korban-kekerasan