Umum

Kembalikan Formulir, Bacawagub Suhandoyo Pakai Baju Pemberian Khofifah

Portaltiga.com - Satu lagi kader PDIP yang mengembalikan formulir pendaftaran sebagai Bakal Calon Wakil Gubernur (Bacawagub) ke DPD PDIP Jatim. Kali ini, Suhandoyo yang mengembalikan formulir pendaftaran dan diterima oleh Ketua DPD PDIP Jatim, Kusnadi, Jumat (7/7). Menariknya, saat mengembalikan formulir Bacawagub, Suhandoyo memakai baju warna merah yang dikirim oleh Khofifah Indar Parawansa, yang juga disebut-sebut mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur (Cagub) di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jatim 2018. "Gara-gara menunggu baju merah kiriman ibu Khofifah, pak Suhandoyo sampai terlambat datang ke kantor DPD PDIP Jatim," kata Ketua tim pemenangan Suhandoyo, Erjik Bintoro kepada wartawan di kediaman Suhandoyo, Jumat petang. Baju merah tersebut, dikirim oleh seseorang ke kediaman Suhandoyo di Perumahan Puri Taman Asri, Pagesangan, Surabaya, Jumat sekitar pukul 14.30 WIB. Ada dua baju yang dikirim Khofifah dan diterima langsung oleh Suhandoyo. Usai menerima baju, Suhandoyo langsung meluncur ke kantor DPD PDIP Jatim untuk menyerahkan formulir pendaftaran. "Kami sempat menelphon pak Suhandoyo agar cepat datang. Akhirnya pak Suhandoyo datang pukul 15.00 WIB, dari jadual semula pukul 14.00 WIB. Jadi, terlambat satu jam," tambahnya. Suhandoyo terlambat datang, juga karena harus mencoba ukuran baju yang dikirim Khofifah. Dua baju yang dikirim Khofifah memiliki ukuran berbeda. "Kami istilahkan dua baju itu berukuran L1 dan L2. Ternyata yang cocok ukuran L2. Ini pertanda pak Suhandoyo cocok jadi wakil gubernur," ujar Sekretaris Banteng Muda Indonesia (BMI) Jatim ini. Suhandoyo sendiri terkejut dengan kiriman baju merah dari Khofifah. Meski sering berkomunikasi dengan Menteri Sosial itu, tidak pernah ada pembicaraan Khofifah akan mengirim baju untuk Suhandoyo saat menyerahkan formulir pendaftaran. "Bu Khofifah tidak pernah bilang akan mengirim baju. Meski begitu, saya senang karena ukurannya cocok. Saya mengembalikan formulir juga hari yang baik. Tanggal 7, bulan 7 dan tahun belakangnya angka 7," ungkapnya. Pihaknya menyerahkan nasibnya kepada DPP PDIP. Namun, bukan berarti harus menggantungkan nasibnya kepada Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri. Membebankan semua masalah kepada Megawati, merupakan kesalahan besar yang dilakukan oleh kader PDIP. "Tentu saya akan melakukan pendekatan, tapi jangan sampai proses pendekatan itu membebani bu Mega. Kalau semua menyerahkan ke bu Mega, itu justru akan menjerumuskan bu Mega. Karena itu, saya tidak akan melakukan lobi ke atas. Saya akan lebih banyak turun ke masyarakat," jelasnya. Langkah itu diambil Suhandoyo semata-mata untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas menjelang Pilkada. Karena dia yakin bu Mega akan lebih mementingkan faktor pupularitas dan elektabilitas dalam menetapkan calon kepala daerah yang diusung oleh PDIP. "Contohnya PDIP merekomendasi Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilkada DKI Jakarta. Bu Mega merekom karena melihat popularitas dan elektabilitas Ahok tinggi. Sehingga, punya peluang untuk memenangkan Pilkada," tuturnya memberi contoh. Dia juga menyerahkan DPP terhadap calon pasangannya di Pilkada Jatim. Baginya dipasangkan dengan siapapun cocok. "Dengan Gus Ipul dan Khofifah tidak masalah. Komunikasi dengan keduanya sampai sekarang tetap bagus," tandasnya. Anggota DPRD Jatim ini menyerahkan formulir pendaftaran sebagai Bacagub tidak sendirian. Dia diantar sekitar 200 orang pendukungnya dari 23 cabang BMI, PDIP dan Projo (Pro Jokowi). (Bmw)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait