Portaltiga.com - Rangkaian bedah buku berjudul Almaghfurlah Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari: Pemersatu Umat Islam Indonesia jelang Kongres XVIII Muslimat NU, mencapai titik pamungkas dengan digelar di Golden Flower Hotel, Jalan Asia Afrika No. 15-17, Bandung, Minggu (5/1/2025).
Menghadirkan narasumber utama, KH. Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin), Ketua PWNU Jawa Timur selaku penulis buku, acara ini dihadiri 1.000 orang warga Muslimat NU se Jawa Barat yang antusias mengikuti bedah buku dengan dimoderatori oleh Prof. Dr. Yaniah Wardani.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah ikhtiar membangun ukhwah jelang Kongres XVIII Muslimat NU yang digelar pada 12-15 Februari 2025 di Surabaya.
“Ini adalah titik kelima dan titik terakhir bedah buku yang kita gelar jelang kongres kita di Surabaya bulan depan. Ini adalah bagian dari cara kita menyampaikan kembali pesan-pesan kuat dari pendiri NU tentang pentingnya membangun ukhuwah, pentingnya membangun persatuan dan persaudaraan,” tegas Khofifah.
Lebih lanjut dalam kesempatan ini Gubernur Jatim periode 2019-2024 yang juga terpilih kembali untuk periode kedua ini mengatakan bahwa buku ini juga sarat menyampaikan kedalaman keilmuan yang dimiliki oleh KH Hasyim Asy’ari.
Sebab buku ini lanjutnya disusun langsung oleh cicit KH Hasyim Asy’ari. Yang sengaja ingin membukukan pemikiran-pemikiran KH Hasyim Asy’ari tentang kebangsaan, tentang NU dan tentang gagasannya tentang pentingnya membangun persatuan.
Baca Juga : Khofifah: MBG Upaya Pemenuhan Gizi Generasi Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045
“Indonesia memiliki banyak ulama besar yang memiliki kedalaman ilmu bahkan diakui oleh dunia global. Sayang sekali jika tidak digaungkan kembali. Jadi ini semacam dakwah yang ingin kita lakukan bersama, untuk syiar dalam tujuan kebaikan bersama, membangun persatuan dan persaudaraan yang makin kokoh,” ujarnya.
Senada dengan semangat itu, lima tahun belakangan, Khofifah juga telah melakukan upaya untuk mengumpulkan manuskrip kuno atau biasa disebut turots karya ulama Indonesia dari berbagai daerah. Selama lima tahun itu, telah berhasil terkumpul sebanyak 400 turots yang kemudian berhasil dituliskan kembali.
“Dari 400 turots yang sudah kita tulis kembali itu ada sebanyak 200 yang sudah kita digitalkan. Dan dari itu. ada 48 turots yang sudah kita ikhtisarkan dalam dua kitab,” ucap Khofifah.
Baca Juga : Resmikan RSIA Muslimat NU Sayang Bunda Tasikmalaya, Ini Harapan Khofifah
Dua kitab itu telah didisplay di area Cultural Palace Diplomatic Quarter Riyadh Saudi Arabia. Selain itu juga telah disampaikan pada tokoh-tokoh ulama dunia termasuk Grand Syekh Al Azhar Kairo Mesir.
“Bahwa kedalaman ilmuwan ulama Nusantara kita sangat luar biasa. Termasuk almaghfurlah KH M. Hasyim Asy'ari . Bedah buku semacam ini bisa kita jadikan kebiasaan dalam kegiatan NU waala alihi," jelasnya.
“Karena buku ini kaya akan nilai dakwah tentang gimana pentingnya membangun ukhuwah diantara kita semua, diantara kemajemukan dan keberagaman,” pungkas Khofifah.
Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.