Umum

Islamic Science Park Harus Libatkan Masyarakat Madura

Baca Juga : Komisi E DPRD Jatim Soroti Tantangan Pembaruan Peralatan di BLK Kediri

Portaltiga.com - DPRD Jatim meminta rencana Gubernur Khofifah Indar Parawansa yang akan membangun Islamic Science Park (ISP) di Bangkalan Madura, tak hanya membuat masyarakat Madura sekedar jadi penonton saja. Ketua Komisi B DPRD Jatim Ahmad Firdaus mengingatkan dengan SDM masyarakat Madura yang masih rendah. Itu jangan menjadikan alasan lantas masyarakat Madura tidak dilibatkan dan justru mendatangkan orang luar Madura untuk segala hal terkait ISP ini. "Ini kan kondisi Madura saat ini SDM nya masih perlu perhatian lebih. Jangan sampai mereka hanya jadi penonton, dan justru orang luar Madura yang justru  menikmatinya," kata Politisi asal Gerindra, Kamis (14/3/2019). Firdaus menegaskan jika ingin Madura siap dibangun ISP, maka Khofifah harus berupaya keras bersama kepala daerah di Madura untuk mempercepat kualitas SDM masyarakat Madura terutama bidang pendidikan. "Ketika bicara SDM Madura, maka  harus dipacu pendidikan di Madura. Namun dengan adanya kepala daerah yang  baru yang muda, seperti Pak Badrut Tamam saya yakin bisa mengejar ketertinggalan pendidikan akan lebih cepat," kata wakil rakyat asal Gresik ini. Jika memang salah satu tujuannya untuk meningkatkan dan mendongkrak ekonomi masyarakat Madura, kata Firdaus, maka SIP harus mengunakan tenaga lokal secara maksimal. "Selain harus memacu  ketertinggalan di Madura, Gubernur harus memaksimalkan tenaga tenaga lokal. Maka Percepatan kualitas pendidikan adalah urusan awal yang harus diselesaikan," kata Firdaus. Meski begitu Firdaus mengaku ide Khofifah ini bagus. Sebab menjadi pelengkap wisata religi yang ada di Jatim. "Rata-rata yang datang untuk menikmati wisata religi adalah wisatawan dari negara negara Islam tetangga, seperti Malaysia, Brunei, dan beberapa negara lainnya. kalau turis China, Jepang dan Eropa kan lebih suka ke alam seperti Bromo , pantai dan pegunungan. Jadi ISP ini jadi pelengkap destinasi yang sudah ada," tambahnya. Bagi masyarakat Madura tidak terlalu sulit melakukan adaptasi karena wisatanya bersifat religi. Hanya saja persoalannya , desainnya mau dibangun seperti apa. "Kami dari Komisi B masih menunggu, kita masih menunggu dari dinas pariwisata seperti apa. kita masih belum tahu," pungkasnya. (ars/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait