Umum

Phaco Workshop KMU Diserbu Dokter Spesialis Mata

Portaltiga.com - Animo dokter spesialis mata mengikuti Phaco Workshop yang digelar Klinik Mata Utama (KMU), begitu tinggi. Kegiatan ilmiah yang pertama kali diselenggarakan di Indonesia, langsung diserbu puluhan dokter spesialis mata dari berbagai daerah.   "Banyak yang ikut. Kita batasi jumlahnya, ternyata yang ikut lebih dari 30 dokter. Mereka dari berbagai daerah di Indonesia," kata Direktur KMU, dr Uyik Unari, SpM di sela Phaco Workshop yang digelar di Hotel Sheraton, Surabaya, 15-16 Juli.   Kegiatan ilmiah digelar KMU bekerja sama dengan PERDAMI (Persatuan Dokter Mata Indonesia) dan INASCRS (Indonesian Society of Cataract and Refractive Surgery). Diluar dugaan, meski baru kali pertama digelar pesertanya melebihi dari target yang ditentukan.   "Melihat banyaknya dokter yang ingin mengikuti workshop tapi terpaksa ditolak karena kapasitas kursi yang terbatas. KMU merencanakan mengadakan lagi bulan Desember mendatang. "Saya pikir ini pertanda baik untuk peningkatan layanan kesehatan mata, terutama bagi penderita katarak, di Indonesia," ujarnya.   Phaco Workshop ini merupakan pelatihan untuk meningkatkan keahlian operasi katarak dengan tehnik canggih dan terbaru, yakni phacoemulsification. Dengan tehnik ini, operasi bisa lebih cepat, tanpa jahit, tanpa sakit, dan sembuh lebih cepat.   Materi workshop tak hanya teori. Lebih banyak dengan praktik wet lab menggunakan mata babi. Peralatan operasi lengkap juga diboyong ke Sheraton. Hadir sebagai instruktur, dr Imam Tiharyo, SpM (K), M.Kes, dr. Johan Hutauruk, SpM (K) (INASCSRS), dr Wimbo Sasono, SpM (PERDAMI) dan para dokter spesialis mata KMU.   Latar belakang digelarnya workshop ini adalah karena masih sedikitnya dokter mata yang sudah bisa melakukan operasi dengan tehnik phaco. Padahal jumlah pasien katarak semakin banyak di Indonesia.   "Kami sangat berharap kegiatan ini merupakan sumbangsih KMU untuk percepatan dan peningkatan kualitas layanan operasi mata bagi masyarakat, " tandasnya.   Di Indonesia, menurutnya, kemampuan operasi mata masih di kisaran 800 mata per tahun. Padahal, mengutip standar WHO (World Health Organization), mestinya 4000 mata per tahun per 1 juta penduduk.   "Artinya, kita ketinggalan sekali. Sehingga pelatihan semacam ini harus lebih sering digelar. Alhamdulillah, antusiasme peserta juga sangat terasa. Salah satu sebabnya karena mereka kini tak harus belajar ke luar negeri untuk belajar tehnik ini," tutur alumnus FK Unair ini. (Bmw)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait