Umum

Pemerintah Rajin Datangkan Bahan Pokok Impor, DPR RI Sebut Kementan Dan Kementerian Desa Gagal

Portaltiga.com: Gelombang import terhadap kebutuhan pokok  yang dilakukan pemerintah mengundang reaksi dari DPR RI. Bahkan, pihak legislative tersebut secara terang-terangan menuding kebijakan mengeluarkan import merupakan bentuk kegagalan dua kementerian yaitu Kementerian Pertanian dan Kementerian Desa. Menurut anggota Komisi VI DPR RI Bambang Haryo mengatakan tingginya angka impor yang terjadi belakangan ini ternyata bertolak belakang dengan harapan meningkatkan hasil pertanian, peternakan dan perikanan nasional. Perlu diingat selama ini desa sebagai wilayah pelaksana pertanian, peternakan dan perikanan tersebut telah menyerap hampir sepenuhnya Dana Desa yang dikucurkan pemerintah. Tapi ternyata keputusan impor bertolak belakang dari harapannya.Pemerintah harus bertanggungjawab,ungkapnya di Surabaya, Rabu (30/5). Politisi asal Partai Gerindra ini mengatakan tingginya angka-angka impor tersebut juga menjadi potret kegagalan Kementerian Pertanian dan Kementerian Desa dalam mengkoordinir Dana Desa.Padahal serapannya (Dana Desa) itu mendekati 100%, cuman apakah itu dimanfaatkan dengan efektif atau tidak nah itu kan kelihatan, ujar Bambang. Semakin tinggi angka impor,lanjut Bambang, akan semakin menghancurkan iklim pertanian dalam negeri. Dan jika tren impor saat ini dibiarkan berkelanjutan, maka rupiah lah yang kemudian terdampak.Kita akan depresiasi mata uang kita. Kalau impornya tambah banyak ya mata uang kita semakin lebih terdesak-melemah, jelasnya. Sekedar diketahui, tanpa alasan jelas pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk impor bahan-bahan pokok yang digelontorkan ke seluruh daerah di Indonesia. Impor bahan-bahan pokok itu antara lain 3 juta ton Gula, Garam sekitar 1,8 juta ton, Ikan 1,8 juta ton, Daging Kerbau kisaran sekitar 50 ribu ton, Daging Sapi 10 ribu ton, Susu 90% impor, Kedelai hampir 100% impor, Garam itu 50% lebih impor. (RD/Yud)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait