Baca Juga : HUT ke-60 Tahun, Golkar Surabaya Gandeng Judes Gelar Fun Football
Portaltiga.com - Bursa calon ketua umum Golkar menghangat. Sekelompok kader muda mendeklarasikan dukungan yang ditujukan kepada pihak yang berpotensi menantang petahana. Sekelompok kader muda Golkar ini menamakan dirinya Barisan Pemuda Partai Golkar (BPPG). Inisiatornya, Abdul Aziz, mengklaim BPPG diisi oleh perwakilan ormas-ormas yang ada di Golkar. BPPG membuat pernyataan politiknya secara terbuka hari ini. Isinya, di antaranya menyudutkan kepemimpinan Ketum Golkar Airlangga Hartarto Kita mendorong musyawarah nasional dipercepat. Ini karena kita bersepakat bahwa sebenarnya Golkar ini dalam kondisi kritis. Jadi, ini adalah titik terendah dari pemilu-pemilu sebelumnya bahwa sekarang Golkar dari 2 besar turun jadi 3 besar, kata Abdul Aziz di Hotel Sultan, Jl Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Minggu (16/6/2019). Hasil Pemilu 2019 yang menempatkan perolehan suara Golkar di bawah PDIP dan Gerindra dinilainya sebagai titik terendah partai. Ada pula sorotan soal hilangnya kursi Golkar di DPRD DKI. Aziz menilai kegagalan yang dialami Golkar saat ini adalah ketidakmampuan Airlangga Hartanto untuk mengembalikan kejayaan Golkar dengan warisan elektabilitas yang tinggi di masa kepemimpinan Setya Novanto. Dalam peninggalan Novanto di angka 16%. Mestinya kalau memang Airlangga bisa mengembalikan kejayaan Golkar, itu adalah modal yang besar. Cuma nyata kan di sebelum pemilu, Golkar hanya mendapat 9% dan hasil akhirnya cuma 12 koma sekian persen, paparnya. Tak berhenti di situ, Aziz meminta pergantian kepemimpinan. Dia mendeklarasikan dukungan untuk Bambang Soesatyo (Bamsoet). Karena beliau pertama kita nilai orang yang berdedikasi tinggi terhadap partai. Dia rela mengorbankan waktu dan hartanya untuk partai dan yang paling penting adalah beliau adalah sosok yang bersih, kata Aziz soal alasan mendukung Bamsoet. (dtc/abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.
URL : https://portaltiga.com/bursa-caketum-golkar-posisi-airlangga-hartarto-digoyang