Umum

Desa Wisata di Malang Kurang Publikasi

Baca Juga : Kasus DBD di Sampang Meningkat, Ini Imbauan DPRD Jatim

Portaltiga.com - Anggota DPRD Jatim Aufa Zhafiri mendapat masukan dari masyarakat terkait pengembangan potensi desa. Hal ini didapatinya saat mengelar jaring aspirasi masyarakat di wilayah Malang. "Memang banyak masyarakat khususnya pedesaan yang meminta kita untuk melakukan fasilitasi untuk bisa mengembangkan potensi desa yang ada, dan ini cukup positif bila benar-benar bisa direalisasikan," ujar Aufa setelah mengelar reses di Dusun Segelan Sidomulyo, Desa Balesari, Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang, Rabu (27/11/2019). Menurut politisi Partai Gerindra ini, potensi desa memang harus dioptimalkan untuk bisa sebagai pengungkit perekonomian desa. Sebab banyak desa yang memiliki potensi belum bisa maksimal dikembangkan karena beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut kata Aufa, tidak hanya infrastruktur saja namun juga publikasi yang masif yang harus dilakukan. Sehingga potensi desa yang dimiliki bisa benar-benar diketahui pihak luar. "Saya ambil contoh di kawasan Gunung Kawi, banyak potensi alam yang telah dikembangkan anak anak muda kawasan tersebut. Semisal wisata air kafe terapung dan bumi perkemahan. Karena kurang promosi dan publikasi, potensi tersebut belum diketahui secara luas," ungkapnya. Konsep desa wisata, kata Aufa, harus diwujudkan untuk bisa mengangkat petekonomian desa. Dengan banyaknya desa wisata yang dimaksimalkan, maka akan membawa kebaikan bagi desa itu sendiri. Selain akan mengangkat potensi desa juga akan memberikan perbaikan ekonomi masyarakat desa itu sendiri. "Namun yang perlu diperhatikan legalitas tanah untuk potensi wisata Jangan sampai ada permasalahan. Sebab di Malang Raya misalnya masih banyak potensi desa wisata yang bersentuhan dengan lahan Perhutani," jelasnya. Sementara itu, politisi yang sudah dua periode terpilih sebagai anggota DPRD dari daerah pemilihan Malang raya ini juga mengatakan pihaknya juga mendukung langkah beberapa desa yang sudah mengembangkan BUMdesnya. Dari pantauan di lapangan, kata Aufa, pihaknya melihat keberadaan BUMDes sudah mulai menunjukkan geliat yang menggemberikan meski belum maskimal seperti yang diharapkan. Permodalan bagi pertanian juga diharapkan bisa di lakukan dalam pengelolahan BUMDes yang ada. "Kita beharap BUMDes bisa lebih memperhatikan hasil petanian yang ada. BUMDes bisa menciptakan prodak peodak yang mengakomodir hasil pertanian yang ada. Dengan begitu bisa mengangkat nilai tukar petani," ungkapnya. Sedangkan persoalan lain yang muncul dalam reses lanjut Aufa, masih terkait keluhan kenaikan iuran peserta mandiri BPJS. Persoalan kekosongan blanko KTP serta keterbatasan pupuk bagi petani. Masih banyak petani yang masih kesulitan dalam memdapatkan pupuk tersebut. (zaq/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait