Baca Juga : Anak Disabilitas RAP Surabaya Borong Juara di Kompetisi Internasional
Oleh: Riko Abdiono Kalau pergi ke Kenjeran, siapapun pasti suka. Terutama orang luar kota Surabaya. Kalau orang Surabaya banyak yang ga suka. Alasannya pantainya keruh, nggak ada ombak. Tapi jangan salah, setiap sabtu dan minggu satu satunya rekreasi pantai di Surabaya itu selalu ramai pengunjung. Kalau pergi ke museum Tugu Pahlawan, tidak banyak yang suka. Kecuali pelajar atau mahasiswa yang hendak bikin penelitian. Alasannya museum itu cuma masa lalu, nah sekarang eranya masa depan. Kalu pergi ke Kebun Binatang, orang asli surabaya nggak suka. Tapi orang luar kota senang. Alasannya senang, karena satwanya lengkap dan sekaligus mengajarkan anak-anak hafal nama-nama dan wujud binatang. Ketiganya bagus. Ketiganya ikon di Surabaya. Lalu mau apa dengan ikon itu? Dilihat saja, apa di explore supaya lebih ramai lagi? Jawabnya tentu cuma dilihat saja. Karena mau di-explore seperti apa lagi? Investornya ga ada yang minat. Apalagi lagi tempat-tempat itu dikelola pemerintah, biasanya bukan makin mudah, malah makin sulit masuk. Padahal, sekarang ini tantangan semakin ketat. Tecnologi semakin membabi buta. Artificial intelligence semakin merambah kemana-mana. Dunia berputar cepat. Dulu rapat di kantor, sekarang rapat video call. Dulu rekreasi alam, sekarang rekreasi malam. Contohnya sudah ada, Batu Night Spectacular, Malang Night Paradise, dan Surabaya Carnival. Ketiganya buka malam, nggak siang. Manusia sekarang, dimanapun dipaksa untuk berpikir out of the box. Siapa yang sangka, Giantextra di Jl Diponegoro Surabaya harus tutup. Konon, sebentar lagi Giant Maspion di Jl A Yani menyusul, kemarin sudah cuci gudang. Mereka kalah dengan online shop dan jastip. Baru saja juga terjadi, di China. Ada namanya Star Market. Anda tahu? Pasti belum. Kalaupun tahu, itu cuma sedikit. Star Market itu pasar modal milik China. Dibuat untuk modali start up yang baru dibuat, belum ada laba tapi Star Market berani menjual. Hasilnya? Luar biasa. Kerugian keuangan China gara-gara sahamnya anjlok sampai 70 ribu Triliun sejak 2015, dalam waktu sekejap akhirnya ada jalan keluar. Pasar Modal Star Market melejit, karena 25 perusahaan startup yang telah terdaftar, baru saja direkrut sahamnya naik berlipat lipat, sampai 200 persen. Perusahaan-perusahaan itu tiba-tiba, dalam waktu 3 hari sejak pertama Star Market diluncurkan 24 Juli kemarin, sekarang mereka sudah dapat dana Rp 70 triliun dalam sehari. Wow! * Penulis adalah jurnalisIkuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.
URL : https://portaltiga.com/baca-8592-surabaya-bukan-masa-lalu