Ekbis

Dinas Peternakan Anggap Masih Wajar Kenaikan Harga Jelang Natal

Baca Juga : 120 Anggota DPRD Jatim 2024-2029 'Diospek', Ingat Pesan Sekjen Kemendagri Ini

Portaltiga.com - Kenaikan harga daging sapi, ayam maupun telur yang terjadi menjelang Natal dan Tahun Baru, dinilai Dinas Peternakan Jatim masih wajar. "Kenaikan harga daging dan telur tak lebih dari 10 persen itu masih wajar karena itu harga psikologi menghadapi peringatan Hari Raya Natal dan Tahun Baru. Para peternak dan penjual khan juga ingin untung disaat permintaan banyak," ujar Kepala Dinas Peternakan (Kadistan) Jatim, Wemmy Miamawati saat dikonfirmasi, Selasa, (11/12/2018). Menurut Wemmy, dari sisi produksi sapi dan stok daging, Jatim sangat mencukupi bahkan surplus. Pasalnya, jumlah ternak sapi potong di Jatim mencapai 4,6 juta ekor atau berkontribusi 28 persen terhadap populasi sapi potong nasional. Bahkan sekitar 150 - 170 ekor pertahun, Jatim mengirim sapi potong untuk memenuhi kebutuhan provinsi DKI Jakarta dan Jabar. "Produksi daging Jatim mencapai 102.925 ton pertahun dan kebutuhannya hanya 92.016 ton pertahun. Surplus itu untuk memenuhi kebutuhan daging di provinsi lain seperti DKI Jakarta dan Jabar," terang perempuan berjilbab ini. Sedangkan untuk produksi telor di Jatim, lanjut Wemmy, juga sangat mencukupi karena produksi telor Jatim berkontribusi 30 persen terhadap produk telor nasional. Bahkan kata Wemmy, Jatim mengalami surplus telor sebanyak 137 ribu ton hingga akhir tahun 2018 mendatang. Sehingga bisa membantu memenuhi kebutuhan telor di provinsi lain. "Sekarang ini harga jagung yang menjadi bahan utama pakan ayam naik sekitar Rp.15.500 per kilogram. Jadi wajar kalau harga telor juga ikut naik dikisaran Rp.21.550 per kilogram. Peternak khan juga ingin untung di akhir tahun," kelakarnya. Sementara itu untuk antisiapasi lonjakan harga daging dan telur yang di luar kewajaran, Dinas Peternakan Jatim juga aktif menggelar operasi pasar yang sudah terjadwal dengan baik maupun melalui mengirim surat ke Dinas Peternakan kabupaten/kota di Jatim. "Kami sudah memiliki 123 orang pengawas yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Jatim. Mereka itu bertugas melakukan pemantauan, pemeriksaan hingga pengawasan produk ternak yang beredar di pasaran. Jadi kami optimis bisa mengendalikan harga daging dan telur di pasaran," pungkasnya. Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Jatim Ahmad Firdaus Fibrianto mengimbau agar seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Jatim, yang berkaitan dengan masalah pangan, bisa menjaga stabilitas pangan di Jatim jelang Natal dan tahun baru, yang biasa dimanfaatkan oleh para pihak untuk alasan menaikkan harga kebutuhan pangan. "Walaupun stok mencukupi, kami minta OPD mitra Komisi B DPRD Jatim melakukan pemantauan atau operasi pasar agar harga kebutuhan pokok di Jatim tidak mengalami lonjakan yang bisa memicu terjadinya inflasi," pungkas politisi asal Partai Gerindra. (ars/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait