Advertorial

DPRD Surabaya Minta Pemkot Atasi Pengangguran Dengan Program Detil dan Konkret

Portaltiga.com – Pemkot Surabaya telah berusaha keras untuk menurunkan angka pengangguran dengan segala cara, yang salah satunya adalah program padat karya dan beberapa stimuli-stimuli di sektor informal dan intervensi untuk pertumbuhan UMKM.

Namun menurut Drs. A. Hermas Thony, M.Si Wakil Ketua DPRD Surabaya, Pemkot Surabaya masih belum mampu merubah keadaan perekonomian akibat dampak pandemi covid-19, menjadi seperti yang ditergetkan Bersama (eksekutif dan legislative).

“Tetapi tetap saja masih dalam kondisi yang berat. Hal ini nampak dari penerimaan sektor PBB yang mengalami penurunan yang tajam, karena masih banyak tunggakan. Banyak orang kaya yang menjadi miskin mendadak (pengangguran) sehingga tidak bisa bayar,” ujar A.H Thony. Selasa (17/10/2023)

Secara demografi, kata A.H Thony, Pemkot Surabaya sudah harus bisa memetakan (me-mitigasi) mereka-mereka yang sudah masuk pada angkatan kerja produktif. Siapa yang menganggur dan kemampuannya apa harus ditemukan.

“Setelah itu baru kita bedah potensi kegiatan yang bisa menjadikan ekonomi bergerak. Caranya harus berfikir lebih detil, jangan lagi makro.

Artinya, kalau membuat kebijakan padat karya jangan terserah mau membuat apa, tetapi harus lebih detil. Siapa yang menganggur, punya keahlian apa dan jumlahnya berapa.

Baca Juga : Jokowi akan Hadiri Peringatan Hari Otoda di Balai Kota Surabaya

“Jika sedikit dimasukkan dalam sub ordinasi yang sudah ada, jika besar jumlah dibuatkan klaster sehingga bisa menjadi siklus ekonomi baru. Jangan mengatasi pengangguran itu hanya sebagai jargon lalu sekedar, tetapi ada langkah konkrit dan detil,” tandasnya.

Menurut dia, Sistem informasi harus dibuat di era smart city, sehingga pada saat ada pengangguran sudah bisa terdeteksi, Namanya siapa dan keahliannya apa, sekaligus bisa diketahui dimana peluang kerjanya.

Baca Juga : Halal Bihalal Hari Pertama Masuk Kerja, DPRD Surabaya Optimalkan Kinerja

“Ini bisa dibuat oleh para programmer yang kita punya, untuk membuat modul kegiatan soal kebutuhan pokok mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, bahkan dari lahir hingga kematian datang, itu dihitung, karena ada jutaan kebutuhan yang bisa diketahui sekaligus porsinya,” harapnya.

Contoh paling mudah soal kebutuhan sabun di pagi hari saat bangun tidur. Ini butuh berapa dan bisa dikerjakan oleh berapa orang untuk memenuhi. Jika jumlahnya besar, maka bisa dikembangkan, siapa yang mendatangkan bahan dan siapa yang memproses pembuatannya, kemudian packing dan distribusinya.

“Dari situ bisa diketahui, untuk memenuhi kebutuhan satu jenis barang bisa dikerjakan oleh berapa orang dan hasilnya berapa. Jika ternyata hasilnya melebihi UMR maka bisa dipecah untuk pengangguran yang lain. Dengan demikian, kita tidak hanya disuguhi program yang hanya grambyangan saja, tetapi berdasarkan data yang kuat dan akurat,” pungkasnya.

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait

Laziznu dan LBM Tegur Pemkot Surabaya Soal Zakat Kampung Madani

Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) PCNU Kota Surabaya menyikapi surat edaran (SE) Sekda dengan nomor 400.9.7 /6616/436.7.11/2024 perihal pembentukan sub Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) Kampung Madani …

LKPJ Wali Kota 2023, DPRD Surabaya Soroti Hal Ini

Laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) Wali Kota Surabaya 2023 disampaikan Wakil Wali Kota (Wawali), Armuji pada Rapat Paripurna di Gedung DPRD Kota Surabaya, Rabu (20/3/2024), dengan tema “Penguatan SDM, Pemenuhan Kebutuhan Dasar, Transformasi Eko …