Portaltiga.com - Para siswa kelas 8 SMP Al Falah Deltasari Sidoarjo kembali melaksanakan Pembelajaran Proyek Profil Pelajar Pancasila (P5). Pembelajaran proyek kali ini mengambil tema besar Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI Melalui Teknologi Ramah Lingkungan dan Teknologi Digital.
Tema tersebut berkaitan dengan bagaimana para siswa dapat melakukan beberapa kegiatan seperti melatih daya pikir kritis, inovatif, kreatif. Itu dikaitkan dengan pemanfaatan teknologi yang maksimal bisa menandakan majunya kualitas SDM sebuah bangsa.
Maka dari itu, implementasi rekayasa dan teknologi terus didorong agar para siswa dapat berkolaborasi dalam melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus kemampuan berempati untuk berekayasa membangun produk berteknologi yang memudahkan kegiatan dirinya dan juga sekitarnya.
Para siswa akan belajar untuk bisa mengasah aspek kemampuan berpikirnya baik secara sistemik, komputasional maupun design-thinking untuk bisa meningkatkan wujud beragam produk yang memiliki teknologi mutakhir. Juga dapat belajar untuk senantiasa mengasah aspek keterampilan coding agar mereka dapat dengan mudah menciptakan suatu produk digital serta dapat lebih banyak berinovasi dan berkreasi di bidang robotika.
Proses berpikir yang demikian akan mendukung adanya sistematika berpikir pintar sehingga akan terwujud cita-cita bangsa untuk membangun budaya smart society. Budaya smart society sendiri dapat mengasah pemikiran para peserta didik dalam penyelesaian berbagai persoalan di masyarakat melalui beberapa tahapan seperti inovasi serta penerapan teknologi.
Kepala SMP Al Falah Deltasari Sidoarjo, Kusmanto dalam pembukaan proyek mengatakan, pembelajaran proyek akan dilaksanakan selama dua pekan. Pembelajaran dimulai Senin (6/2/2023) dan berakhir hingga Jumat (24/2/2023).
“Sekolah berharap dengan mengikuti pembelajaran proyek ini para siswa memperoleh pengalaman belajar yang baik dan ilmunya bisa berkah. Bagaimana keberkahan ilmu itu? Itu bisa didapatkan kalau para siswa mengikuti pembelajaran proyek dengan serius, disiplin, dan mengikuti semua instruksi yang diberikan oleh para guru,” kata Kusmanto saat membuka pembelajaran P5 di ballroom sekolah, Senin (6/2/2023).
Sementara itu, Ketua Pembelajaran Proyek Muh. Zuhri mengatakan, pembelajaran P5 kali ini dibagi menjadi lima kelas proyek. Kelas itu berisi antar 19-20 siswa. Kelas proyek teknologi ramah lingkungan dibagi atas kelas eco-tech pengolahan limbah air rumah tangga, hydroponik, dan solar cells. Sedangkan kelas proyek teknologi digital terdiri atas kelas video animasi dan website design.
Baca Juga : SMP Al Falah Deltasari Gelar Silaturrahim Akbar Majelis Taklim Surabaya-Sidoarjo
Selesai acara pembukaan pembelajaran P5, para siswa mendapatkan materi sebagai orientasi awal sebelum masuk ke kelas proyek. Dalam proyek berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI, para siswa mendapatkan paparan dari dua narasumber.
Aida Fatimah, mahasiswa Teknik Lingkungan ITS Surabaya sebagai narasumber pertama, menyampaikan paparan tentang permasalahan global era sekarang. Perubahan iklim, polusi, masalah pangan dan air bersih, hingga kepunahan menjadi problem besar masyarakat dunia. Karena itu ia menyampaikan materi Model Circular Economy sebagai wawasan awal para siswa berkaitan dengan perbaikan system untuk masa depan berkelanjutan.
“Dalam sistem ekonomi linier, penggunaan sumber daya alam sebagai bahan baku industri dilakukan secara besar-besaran tanpa memerhatikan dampak lingkungan. Itu disebabkan salah satunya adalah pemakaian teknologi yang tidak ramah lingkungan,” terang Aida.
Baca Juga : SMP Al Falah Deltasari Sidoarjo Gelar P5 Bertema Dont Bully, Be a Friend
Dzaky Akbar dari kelas 8.3 saat sesi tanya jawab menayakan perihal pengolahan barang bekas sebagai bahan baku daur ulang. Masalah kualitas dan keamanan barang bekas yang dijadikan sebagai bahan baku sebuah produk berbahaya atau aman bagi konsumen.
“Sekarang banyak dikembangkan penelitian berkaitan dengan pengolahan bahan bekas produk untuk dijadikan bahan baku. Jadi sekarang sedang diupayakan proses mengembalikan produk menjadi bahan baku sehingga tidak lagi mengambil dari alam,” jelas Aida.
Sementara itu, di sesi kedua dipaparkan tema teknologi digital yang disampaikan oleh M. Badrus dari LPF. Ia menyampaikan bagaimana teknologi digital berkembang secara pesat untuk membantu memudahkan kehidupan manusia.
Jadi para siswa diharapkan tidak ketinggalan dalam perkembangan teknologi digital ini. Jika para siswa bisa memanfaatkan teknologi digital, maka mereka akan ambil bagian dalam sebuah masyarakat yang dinamakan smart society. (ansor)
Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.