Politika

Survei Litbang Kompas, PPP Posisi Buncit

Portaltiga.com - Eksistensi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menuju 2024 mulai dipertanyakan. Pasalnya, partai berlambang Ka'bah ini berada pada posisi paling buncit, yakni elektabilitas hanya 1,7 persen dari hasil survei Litbang Kompas.

Kian ketatnya kompetisi di antara partai politik, terutama yang memiliki ceruk suara mirip, partai yang ingin merebut suara pemilih mesti mampu mengoptimalkan mesin partai.

Sebagai partai berazaskan Islam, seiring berjalannya waktu, Islam tidak hanya direpresentasikan dengan PPP saja. tetapi muncul beberapa partai lain, seperti PKB, PAN dan PKS. Partai yang berlandaskan nasionalis pun juga telah mengambil ceruk yang sama.

Lalu, mungkinkah PPP mulai lenyap pada Pemilu 2024 mendatang?

Hal itu diungkapkan Pengamat Politik dari Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam. Menurutnya, PPP harus menguatkan soliditas internalnya dan juga positioning agar mudah diingat pemilih sebagai partai ideologis.

"Basis pemilih ideologis ini harus diperkuat karena pada hakikatnya kekuatan PPP sebenarnya ada disitu jika ingin kompetitif," katanya saat dikonfirmasi, Kamis (27/10/2022).

Surokim menegaskan bahwa PPP terlalu tergesa-gesa untuk ekspansif.

"Lebih baik memaintenance suara basisnya dengan penguatan soliditas internalnya. Jika soliditas ini sudah kuat baru bisa ekspansif," jelasnya.

Namun, lanjut dia, hal itu harus hati-hati lantaran sering strategi ekspansif tapi justru modalnya malah tergerus. Disamping itu, tambah Surokim, PPP harus kembali menguatkan voters grassrootnya dan menjaga agar tidak lari ke partai lain.

Baca Juga : Khofifah Effect, Survei LSI Sebut Prabowo Gibran Menang 57,1 Persen di Jatim

"Dalam konteks politik selalu ada faktor makro, meso, dan mikro dan itu selalu menjadi faktor gabungan. Agar modal suara itu tidak hilang maka penguatan basis suara ideologis menjadi wajib," bebernya.

Menurut Surokim, saat ini yang dibutuhkan PPP adalah fokus pada penguatan soliditasnya dengan menambah penguatan citra udara yang baik.

"Menurut saya, sepanjang PPP masih konsisten membersamai, melayani, melindungi dan mensejahterahkan basis konstituennya saya pikir PPP masih mungkin bisa bertahan. Asal upaya itu sungguh-sungguh, fokus dan disertai ikhtiar ekstra semua elemen," sarannya.

Dari kacamata Surokim, Langkah PPP yang mencolok sebenarnya adalah terlalu ekapansif sehingga suara tergerus dari partai lain.

Baca Juga : Survei Ganjar Pranowo Ungguli Prabowo dan Anies, PDIP Jatim: Suara Rakyat Tak Bisa Dimanipulasi

"Hal itu yang membuat PPP harus benar-benar usaha ekstra kembali mendekati konstituennya. Jangan kelewat ekspansif," pungkasnya.

Hasil survei Litbang Kompas terbaru menunjukkan elektabilitas PDIP, Gerindra, dan Demokrat di posisi tiga teratas. Berdasarkan survei yang digelar pada 24 September-7 Oktober 2022, elektabilitas PDIP berada di puncak dengan angka 21,1 persen.

Kemudian, Gerindra dengan elektabilitas 16,2 persen, Demokrat dengan elektabilitas 14 persen, dan Partai Golkar dengan elektabilitas 7,9 persen. Keempat partai ini masuk dalam kategori partai papan atas.

Selanjutnya, di kategori papan menengah dan bawah, ada PKS dengan elektabilitas 6,3 persen, PKB dengan elektabilitas 5,6 persen, Perindo dengan elektabilitas 4,5 persen, dan NasDem dengan elektabilitas 4,3 persen.

Ada pula PAN dengan elektabilitas 3,1 persen dan PPP dengan elektabilitas 1,7 persen. (gbs/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait