Umum

Gerindra Jatim Napak Tilas Penjara Koblen, Anwar Sadad: Leiden en Lijden

Portaltiga.com - DPD Partai Gerindra Jawa Timur melakukan napak tilas di Hari Santri Nasional 2022 di Kota Surabaya, Sabtu (22/10/2022).

Rombongan partai besutan Prabowo Subianto ini mengunjungi Penjara Koblen dan Gedung Hoofd Bestuuer Nahdlatoel Oelama (HBNO) di Jalan Bubutan, Surabaya.

Kunjungan pertama di Penjara Koblen ini, rombongan Gerindra Jatim pimpinan Anwar Sadad menjelaskan bahwa Pendiri NU KH Hasyim Asy'ari pernah mendekam selama tiga bulan di penjara yang dibangun pada tahun 1930 itu.

"Di tempat ini (Penjara Koblen, red) Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari pernah menjadi tahanan politik selama 3 bulan," kata Sadad.

Menurut pria yang juga Wakil Ketua DPRD Jatim ini menjelaskan, sejarah Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari dibebaskan oleh Bung Tomo dan arek-arek Surabaya.

Setelah itu, berlanjut ke Gedung Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama di Jalan Bubutan. Gedung ini, kata Sadad sebagai tempat di mana para ulama pada tanggal 21-22 Oktober mengadakan pertemuan dan akhirnya bersepakat mengeluarkan resolusi.

"Perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia penuh dengan kisah penderitaan dan pengorbanan dari para ulama dan santri," terangnya.

Baca Juga : PKS Jatim Datangi Kantor Gerindra, Siap Berkolaborasi Membangun Jawa Timur

Sadad pun mengutip, Pahlawan Nasional dari Sumatera Barat Haji Agus Salim, mengatakan "leiden en lijden", pemimpin itu menderita.

"Sebagai generasi penerus kita menghayati makna penderitaan dan pengorbanan para pahlawan," terangnya.

Baca Juga : Gerindra Target Menang 24 Pilkada di Jatim, Mana Saja?

Dijelaskan Sadad, sebagaimana para santri berperan dalam kemerdekaan, di era kini para santri juga harus mengambil peran dalam mengisi kemerdekaan.

"Spirit Fatwa Jihad Hadratus Syaikh dan Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama di era kini harus direaktualisasi dalam bentuk jihad melawan kebodohan, kemiskinan, kelaparan, dan sebagainya," imbuhnya.

Ia melanjutkan, ruang bagi santri untuk terlibat memperbaiki kualitas kehidupan kebangsaan telah terbuka lebar dengan adanya pengakuan terhadap peran serta para santri melalui Hari Santri Nasional.

"Jawaban atas pengakuan tersebut adalah kompetensi. Itulah cara kita sebagai santri menghargai seluruh pengorbanan para ulama di masa-masa revolusi fisik merebut kemerdekaan," pungkasnya. (gbs/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait