Baca Juga : MKGR Jatim Peduli Seniman Terdampak Corona
Portaltiga.com - Pandemi corona memaksa masyarakat untuk tetap berada di rumah dalam waktu yang tak menentu. Namun ada hal yang tak diduga akibat gaya hidup baru ini, banyak pasangan yang habiskan waktu bersama lebih lama di rumah justru berakhir dengan perpisahan. Ini setidaknya terjadi di China, yang sudah berakhir masa lockdown dan pembatasan sosialnya. Begitu lockdown berakhir, banyak pasangan mendatangi konsultan pernikahan bahkan sampai ke catatan sipil untuk mengurus perceraian. Psikolog di Huang Zhou, China, Huang Jing bercerita kini ia sibuk luar biasa karena banyak permintaan dari klien lama maupun baru untuk konsultasi akibat stress terlalu lama isolasi diri bersama keluarga dan pasangan mereka. Menurut Huang Jing, pandemi benar-benar memberi ujian pada sebuah hubungan karena pasangan dipaksa bersama-sama sehingga hal-hal yang tadinya terabaikan menjadi perhatian besar oleh kedua pihak. Apalagi masa isolasi juga membuat orang tertekan, dan kadang berdampak ke pasangan mereka. "Banyak orang semakin stress di situasi tersebut, rasa cemas dan depresi mereka lebih mudah terpicu dan bisa melukai hubungan dengan pasangan," kata Huang, yang juga mengakui banyak klien yang mulai konsultasi akibat frustasi dengan pernikahan mereka, sebagaimana dikutip dari SCMP, Selasa (22/4/2020). Meski begitu, rasa frustasi dan perpisahan ini belum terekam dalam statistik resmi di China. Badan Statistik China justru mengatakan angka perceraian turun di kuartal pertama tahun ini dibanding tahun lalu. Sejauh ini baru 9100 pengajuan dokumen perceraian, turun 46% dibanding periode serupa tahun lalu. Tapi, angka pengajuan pernikahan juga anjlok, turun 48% dibanding kuartal satu tahun 2019. Bulan lalu, saat China mulai perlahan mencabut lockdown dan kantor pemerintahan mulai dibuka lagi. Di beberapa wilayah di China banyak dilaporkan pengajuan cerai yang luar biasa meroket. Di antaranya di kota Xian dan Senzhen, pengajuan perceraian langung meningkat dan jadwal sidang cerai langsung penuh untuk bulan itu. Pengacara Wu Jiezhen di Guangzhou juga membenarkan fenomena itu. Meskipun ia melipatgandakan tarif jasanya, tetap saja banyak orang yang mendatangi untuk mengurus perceraian mereka. "Mereka yang konsultasi untuk perceraian naik banget, tapi untuk sampai pengurusan dokumen belum karena butuh proses," ujarnya. Salah satu klien Wu, Amy Liang yang berada di Los Angeles mengakui soal permasalahan ini. Ia mengaku mencari bantuan profesional karena sejak pandemi berlangsung makin sering bertengkar dengan sang suami. "Pandemi ini membuat saya terus-terusan badmood, dan pertengkaran ini seakan tak ada ujungnya," ungkapnya. Pertengkarannya bisa dipicu oleh hal-hal kecil, misal ketika Liang sangat kesal saat sang suami mencopot masker usai berbelanja meski belum masuk mobil. Menurutnya ini hal bahaya, dan ia bertengkar hebat dengan suaminya akibat hal tersebut. (cnbc/abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.
URL : https://portaltiga.com/baca-10268-lepas-masker-jadi-ribut-banyak-pasutri-cerai-saat-wabah-corona