Portaltiga.com - Masa pandemi Covid-19 cukup berdampak pada dunia pendidikan. Di masa ini, dengan berbagai alasan memungkinkan siswa terpaksa putus sekolah.
Ketua Fraksi PSI Kota Surabaya, Tjutjuk Supariono mengimbau masyarakat agar segera melaporkan apabila menemukan keberadaan anak yang putus sekolah.
Permasalahan terkait anak putus sekolah ini krusial sekaligus rumit. Kenapa bisa rumit? Karena datanya sendiri tidak ada. Kenapa tidak ada (datanya)? Karena tidak ada yang melaporkan. Bahkan dari tahun 2016-2020, data dari Dispendik menunjukkan bahwa tidak ada anak putus sekolah pada jenjang SD/MI dan SMP/MTs di Surabaya, papar Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya tersebut.
Untuk mengatasi permasalahan itu, DPRD bersama Pemkot Surabaya akan mengalokasikan dalam pembahasan RAPBD 2022 perhatian lebih pada bidang pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari alokasi APBD yang diutamakan untuk pendidikan, yaitu sebesar 21,9 persen.
Dalam APBD 2022 saja, pemerintah mengutamakan alokasi dana untuk pendidikan. Artinya, dananya ada. Kalau memang ada anak yang putus sekolah di Surabaya, kita pasti akan sekolahkan dan tidak mungkin ditelantarkan. Untuk itu, jangan sungkan-sungkan untuk melaporkan apabila ada anak putus sekolah. Dengan adanya bonus demografi di Kota Surabaya, kita harus betul-betul memanfaatkan ini dengan menghasilkan generasi yang berkualitas," kata Tjutjuk.
Baca Juga : Elite PSI Sering Bully PDI Perjuangan, Kaesang Minta Maaf pada Puan
Selain itu, menurut Tjujuk, persoalan anak putus sekolah di tahun depan seharusnya dapat teratasi mengingat Pemkot Surabaya menyiapkan anggaran yang cukup besar. Untuk itu masyarakat juga perlu berperan aktif dalam menginformasikan jika terdapat anak yang putus sekolah lantaran permasalahan biaya.
Untuk tahun depan, Pemkot Surabaya sudah menyiapkan anggaran dengan jumlah yang fantastis, sebesar Rp 47,7 Miliar untuk beasiswa anak SMA/SMK, serta santri dan santriwati pondok pesantren (Ponpes) dari keluarga Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Beasiswa ini kemudian nantinya direalisasikan dalam bentuk seragam maupun SPP bagi siswa, kata Tjutjuk.
Baca Juga : PPDB Surabaya 2023, Tjujuk Supariono Sebut Masih Miliki Problem yang Sama
Memang diakui Tjujuk, bahwa saat iniĀ tidak ada data valid terkait keberadaan anak putus sekolah. Namun Ia masih mengapresiasi kerja Dinas Pendidikan (Dispendik) yang terus blusukan mencari anak putus sekolah.
Meski data menunjukkan tidak ada anak yang putus sekolah, namun kita juga tidak bisa menutup mata dan menganggap keadaan di lapangan sedang baik-baik saja. Jangan sampai kita kecolongan. Untuk itu, saya juga memberikan apresiasi yang tinggi terkait dengan kinerja Dispendik yang terus menyisir keberadaan anak putus sekolah, pungkas Tjutjuk. (tea/tea)
Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.