Politika

Pengamat: Jalan Terjal Sadad Menangkan Gerindra di Jatim

Baca Juga : Beredar daftar caleg terpilih DPRD Surabaya, KPU: Kurang Tahu

Portaltiga.com - Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam menilai, Plt Ketua DPD Gerindra Jatim Anwar Sadad harus menjawab tantangan DPP Gerindra dengan bekerja keras dan merebut basis massa sebanyak-banyaknya untuk memenangkan Pemilihan Legislatif 2024 mendatang. Surokim mengatakan kepercayaan DPP Gerindra yang menjadikan Jatim sebagai basis kekuatan baru tersebut menjadi tugas berat bagi pengurus dan kader Gerindra untuk bertarung di Pileg 2024 mendatang. "Ya harus diakui memang tidak mudah juga untuk Gus Sadad dan Gerindra menang di Jatim ya jalan tetap terjal menurut saya," katanya pada Sabtu (27/3/2021). Surokim menjelaskan, keputusan DPP menjadikan Jatim basis massa Gerindra tersebut, secara simbolik adalah dukungan dan kepercayaan kepada kepemimpinan Anwar Sadad di Gerindra Jawa Timur. BACA JUGA: Jatim Basis Kekuatan Partai Gerindra pada Pemilu 2024 "Namun prioritas DPP Gerindra untuk menjadikan Jatim sebagai salah satu basis kuatnya bisa dibaca secara simbolik sebagai dukungan dan keoercayaan pada Gus Sadad. Tapi sekali lagi jalan itu terjal dan butuh kerja keras," tambah dekan FISIB Univeritas Trunojoyo Madura (UTM) itu. Surokim menyarankan agar Anwar Sadad dan pengurus Gerindra Jatim segera memetakan kondisi politik di Jatim. Strategi baru dan pendekatan grass root yang komprehensif akan menjadi pintu masuk agar partai besutan Prabowo Subianto tersebut bisa dikenal dan mendapat simpati dari pemilih di Jatim. Pasalnya, kondisi pemilih di Jatim sangat cair berbeda dengan wilayah Jawa lainnya seperti Jateng dan Jabar yang lebih homogen, sehingga diperlukan strategi khusus untuk mendulang suara maksimal saat Pileg 2024 mendatang. "Tipikal pemilih Jabar dan Jatim jelas berbeda jauh. Pemilih Jatim relatif lebih heterogen dan juga lbh moderat. Hal ini menjadi tantangan bagi Gerindra untuk lebih memahami karakter pemilih di wilayah Jatim yang tidak bisa hanya mengandalkan basis pemilih Islam fanatik sehingga harus bisa membaca pendekatan perilaku memilih omni yang lebih komprehensif," pungkasnya. (ars/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait