Intermezzo

Harga Rokok Naik Rp 50 Ribu, DPR RI Sebut Tax Amnesty Pemerintah Gagal

  Portaltiga.com: Anggota Komisi VI DPR RI Bambang Haryo terang-terangan menolak secara tegas jika wacana kenaikan harga rokok menjadi Rp 50 ribu benar-benar direalisasikan oleh pemerintah. Alasannya, kebijakan tersebut bisa dikatakan dapat mematikan industri perkebunan tembakau, pupuk, manufaktur hingga mematikan kios-kios kecil. "Merokok itu sudah jadi budaya Indonesia sejak nenek moyang yaitu jaman kerajaan.Jangan sampai budaya ini hilang,"ungkapnya saat dikonfirmasi di Surabaya, Rabu(24/8). Bambang Haryo menjelaskan cukai rokok menempati pos penerimaan negara paling tinggi dalam APBN dan semuanya bersumber dari konsumen rokok kelas menengah ke bawah." Perlu diingat dari cukai rokok yang disumbangkan masyarakat kelas menengah ke bawah melalui dengan membeli rokok, rakyat sudah menyumbangkan Rp 149 Triliun bagi APBN Indonesia.Jadi kalau sampai harganya dinaikkan, pemerintah telah menyakiti rakyat. Saya katakan pemerintah kalap karena tak mampu menutupi hutangnya yang saat ini mencapai Rp 4300 Triliun,"sambung politisi asal Partai Gerindra ini. Dikatakan oleh Bambang Haryo,naiknya harga rokok mencapai Rp 50 ribu tersebut juga merupakan upaya pemerintah untuk menutupi gagalnya program tax amnesty yang dijalankan pemerintah ini. Bambang Haryo juga menyindir dukungan wapres RI Jusuf Kalla(JK) terhadap rencana kenaikan harga rokok yang selangit tersebut."Dia(JK) tak pernah jadi rakyat kecil dan susahnya jadi rakyat kecil. Seenaknya saja bicara.Seharusnya sadar kalau dia jadi orang penting di negeri ini karena rakyat kecil tersebut,"ujarnya dengan nada tinggi. Bahkan Bambang Haryo yakin dengan naiknya harga rokok tidak serta merta menghentikan kebiasaan rakyat untuk merokok." Perokok pastinya akan tetap merokok meski mahal. Dan kemungkinan besar angka korupsi dan kriminalitas akan tinggi karena orang akan berusaha untuk mendapatkan rokok bagaimanapun caranya,"sambungnya. Jika dikaitkan dengan kesehatan, Bambang Haryo menampik akan mempengaruhi usia seseorang."Merokok tidak membuat usia orang pendek. Justru relaksasi yang didapat. Rata-rata perokok berumur panjangn karena tingkat stresnya rendah dan merasa lebih rileks,"tutup politisi asal Dapil Surabaya-Sidoarjo ini. (Yudhie)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait