Intermezzo

Cinta Lama Sang Komandan Bersemi Kembali Di BSA M20 Seri Militer Tahun 1948

Baca Juga : Sambang Sowan ke Yayasan Al Kahfi ala PEMUDIS Surabaya

Portaltiga.com - Sempat memiliki BSA M 20 yang akhirnya dibarter dengan Ariel Red Hunter kesayangannya tidak menyurutkan Kolonel Penerbang Rudi Iskandar untuk tetap menjadikan BSA M 20 menjadi bagian dari tunggangan kesayangannya. Sang Kolonel pun rela berburu dari pelosok Jawa Timur hingga Jawa Tengah hingga menemukan bahan BSA M 20 Seri Militer tahun 1946 di kota Solo. Motor dengan kondisi 85 persen tersebut kemudian diangkut ke Surabaya untuk pengecekan kembali dan restorasi sesuai dengan BSA M20 versi militer idaman sang Komandan. Kecintaan komandan terhadap BSA seri ini bukan tanpa sebab. BSA M20 Seri militer sudah teruji tangguh di medan perang oleh militer inggris pada masanya. Diproduksi oleh pabrikan Senapan yang akhirnya beralih menjadi pabrik motor Brimingham Small Arm (BSA), Pabrik tersebut merakit khusus motor ini sesuai kebutuhan militer di lapangan. Dengan konstruksi yang kokoh dan mesin yang handal di semua medan membuat BSA jenis ini menjadi idaman dan tungangan andalan pecinta motor antik. Tak terkecuali sang Komandan Lanud Surabaya. Untuk restorasi dan perakitan, komandan mempercayakan kembali Cak Ndut mekanik senior dari PEMUDIS dan Vicky Blink Custom Garage yang juga anggota PEMUDIS untuk menggarap BSA M 20 ini. Saat sampai di bengkel Cak Ndut, seperti biasanya motor di bongkar total untul pengecekan setiap part. Untuk restorasi BSA M20 tidak terlalu mengalami banyak perubahan, hanya ada penyesuaian pengapian yang diubah Vicky menggunakan cdi Suzuki Shogun dan pengisian Yamaha Mio. Untuk mesin hanya penggantian packing saja dan peremajaan bushing-bushing yang ada. Untuk pengesetan karbu, pembuatan rem, Rak keranjang belakang untuk mengangkut amunisi dan radio komunikasi serta stel mesin dikerjakan oleh cak ndut. Setelah menyelesaikan bagian mesin, pengecatan dikerjakan oleh tim dari bengkel TNI AU Lanud Surabaya karena warna yang dipakai adalah warna khusus yang dipesan oleh komandan. Setelah proses pengecatan selesai dan semua telah dirakit, saatnya pemasangan pernak-pernik hasil berburu dari berbagai daerah di Indonesia. Untuk Ampere meter BSA komandan memesan dari teman motor antik yang ada di Pontianak, stop lamp dan pernak-pernik logo BSa di dapatkan dari Bandung. Total pengerjaan untuk semua memakan waktu 2 bulan. Ditanya soal budged yang dikeluarkan untuk merestorasi motornya Kolonel Penerbang Rudi Iskandar hanya bisa tersenyum. Gimana ya mas, saya hobi sih, soal habis berapa saya ndak perduli yang penting hasilnya perfect dan saya puas, jelas sang Komandan saat ditemui di rumahnya, kamis (8/2/2018). (doy/tea)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait