Umum

Wakil Ketua DPRD Surabaya Ingin Buat Perda Surabaya Kota Pahlawan

Baca Juga : SPBU BP AKR Beroperasi, Pimpinan DPRD Surabaya: Komisi A Jangan Diam

Portaltiga.com - Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya A Hermas Toni berencana membuat Perda Surabaya Kota Pahlawan. Ide ini didasari bagaimana seorang sultan atau raja yang mencemaskan terhadap peradaban tradisi atau nilai nilai bermuatan lokal. Dari situ, Toni berkaca diri bahwa seorang sultan atau raja saja punya rasa cemas terhadap perkembangan peradaban kita kedepan seperti apa nantinya. Kamipun juga begitu melihat perkembangan di surabaya cemas juga, terangnya. Toni menjelaskan, ada beberapa hal, bahwa surabaya yang selama ini sudah terbranding sebagai surabaya kota pahlawan semakin lama semakin tergerus oleh tradisi maupun regulasi baru sehingga jati diri kota pahlawan makin sulit ditembus. Dari situlah sudah jelas dari penanda tempat kesejarahan mulai hilang contohnya seperti di rumah radio bung tomo, terangnya. Selain itu, tradisi permainan anak anak juga mulai hilang dan masih banyak juga yang lainnya. Ide Perda surabaya kota pahlawan bisa menjadi sebuah kebutuhan, namun di dalam perda itu diharapkan mengatur tentang beberapa hal. Pertama berkaitan dengan masalah organisasi jadi tata organisasi, paparnya. Organisasi ini, menurut Thony bentuk organisasi sesuaikan bentuk organisasi kota pahlawan anatomi yang pas seperti apa, tentu dikaitkan dengan sprit kemasalaluan Tapi juga tetap berorientasi kepada menjawab kebutuhan kedepan, katanya. Kedua, Thony menerangkan, mengatur tentang masalah tata arsitektur kota, hal ini menurut ia, betul betul mencerminkan nilai nilai kepahlawan itu. Seperti apa bentuknya, nanti kita minta masukan dari para pakar arsitektur, tuturnya. Dicontohkan Surabaya kota pahlawan kalau dituangkan di dalam gambar seperti apa dan kalau dalam bangunan seperti apa juga. Lalu ornamen ornamen apa yang diperlukan dan simbul simbul apa yang harus dimunculkan, katanya. Bicara tentang line skip kota, Thony menjelaskan, dengan line skip itu nantinya tata pertamanan akan diatur. Perlu bunga seperti apa atau pantung kepahlawan seperti apa atau yang lainnya, paparnya. Selain itu, aspek pendidikan, kata Thony, surabaya kota pahlawan dari aspek pendidikan perda ini mengatur itu artinya di kurikulum pendidikan mulai SD sampai perguruan tinggi dibutuhkan kurikulum seperti apa. Kalau berkaitan dengan pendidikan perlu pendifinisian pahlawan itu apa, katanya Pahlawan ini, Thoni mencoba menggali dari pelaku sejarah yakni Pak Marbai yang masih tersisa beliau menceritakan anak sekolah dan perempuan dulu diminta mengungsi, tapi beliau terpanggil untuk ikut perang meskipun masih berusia SMP Bisa dikatakan belum cukup umur, tetapi terpanggil untuk ikut angkat senjata, nah ini kenapa, ceritanya. Cerita Marbai ini, kata Thony, karena beliau (Marbai) mempertahankan nilai kemerdekaan yang diproklamirkan oleh Bung Karno. Kedua beliau (Marbai) ini untuk mempertanggung jawabkan itu nilai kemerdekaan, katanya. Ketiga, lebih lanjut Thony menjelaskan, sebagai bentuk rasa tanggung jawab dia atas nilai kemerdekaan yang akan diambil kembali oleh inggris. Tetapi beliau menghadapi, jadi nilai ini sempat kemarin di pertanyakan, paparnya. Dalam pertanyaannya, apakah surabaya kota pahlawan tidak melegitimasi terhadap sepirit bar bar ? Maka definisi itu nanti akan diuraikan disitu, katanya. Mungkin yang dimaksud bar bar itu Thony mengatakan, maaf kegiatan seperti surabaya kota pahlwan atau 10 november itu sepirit bondo nekat dan itu di updosi oleh kelompok tertentu direkfleksikan dengan bentuk destrutif. Tapi sebenarnya bukan itu, kalau saya updosikan itu definisikan latar belakang bagaimana pak marbai itu mengambil peran ikut turun di medan sebagai bentuk tanggung jawab, jadi aspek pendidikannya kenanya disitu, katanya. Surabaya kota pahlawan itu perlu untuk diangkat dari sisi kostum, dan kalau surabaya kota pahlawan kostumnya dari ludruk mungkin akan muncul sebuah pakaian ludruk (Udeng) Tetapi persoalannya menurut Thony itu bagian dari perlawanan oleh cak durasim sehingga yang mengedepan adalah udeng ludruknya itu. Tetapi sepirit heroismenya belum muncul dalam bentuk fashion, dan akan muncul kajian bagaimana layaknya baju surabaya kota pahlawan itu, katanya Terkait simbul, apakah simbul suroboyo seperti sekarang ini atau seperti bambu runcing atau mungkin hanya lingga paku yang di desain oleh soekarno dalam bentuk tugu pahlawan atau obsi lainnya Termasuk makanan makanan juga akan diangkat di surabaya. Kemarin sempat kita tanyakan ini tidak ada undang undangnya yang memayungi kecil kemungkinan ada persetujuan oleh pemkot maupun kawan kawan dewan karena dipandang ini lemah, katanya Tetapi, menurut Thony, tidak karena ini semua bernuasa budaya lokal dan ini sudah ada di undang undang no 5 tahun 2017 tentang penguatan kebudayaan dan  ini juga akan menjadi payung dan akan dipadukan dengan undang undang yang lain. Insya Allah, kami punya keyakinan ini akan bisa, katanya Hal lain yang menjadikan ini optimis yakni gagasan ini pihaknya sudah mencoba komparasikan di jogja ada tata organisasi sebagai perbandingan selain itu nilai yang lain bagaimana negara mengatur tentang arsitektural pembangunan yang akan diatur dilakukan oleh masyarakat. Saya kemarin juga datang ke magetan ada satu regulasi mengatur tentang pakaian adat magetan, kenapa surabaya tidak ?, katanya Ada juga di mojokerto membangunkan kembali cita rasa kemajapahitan dan ini berhasil dilakukan. Kepahlawanan saya pikir bisa juga memungkinkan, katanya Ada juga di kediri ada salah satu bangunan yang sebelumnya belum pernah ada lalu dibangkitkan dan diterima menjadi icon baru. Contohnya di simpang lima gemol kediri kemarin kita eksplor juga menjadi bahan pembanding, katanya Di Bali, Thony juga mencoba mengangkat bagaimana pengaturan terhadap budaya dan khasana lokal agar tetap terjaga dan disana ada perda tentang desa desa adat dan seterusnya. Saya juga mencoba datang ke DKI Jakarta menemukan perda penguatan budaya betawi itu ada, katanya. Selain mendatangi beberapa daerah, Thony juga datang ke Mendagri bertemu dengan bagian hukum dan direspon baik bahkan ini menjadi suatu hal baru dan dikatakan kalau surabaya siap membuat perda ini bahkan siap memayungi. Surabaya juga perlu undang undang seperti ini sama juga dengan jogjakarta, katanya Sehingga dalam perkembangan pihaknya dimintai untuk di dalam proses pembuatan perda ini melibatkan pihak kemendagri untuk menerbitkan Siapa tahu sejarah surabaya kota pahlawan itu dipandang penting dan perlu menjadi sebuah regulasi menjadi pilar penguatan bangsa, katanya. Selain regulasi atau undang undang yang di adopsi dikeluarkan oleh DIY jogjakarta termasuk aceh tidak menutup kemungkinan surabaya kota pahlawan juga Karena ini memang sangat penting dan perlu ada perda surabaya kota pahlawan ini di surabaya, tuturnya. Sementara itu, ide perda surabaya kota pahlawan mendapat respon positif dari salah satu pemerhati cagar budaya. Ide ini sangat baik dan bagus, kata Kuncar Pemerhati Cagar Budaya. Kata Kuncar, ilustrasinya jika hari jadi kalau kita datang ke Vietnam bahwa brands vietnam ini perang vietnam dan itu menjadi kekuatan Kalau kita jalan jalan ke sana (Vietnam) ornamen yang dipakai di film vietnam seperti topinya dan baju segala macam juga itu menjadi karekter atau brands indetitas sebagai kota perang vietnam, katanya. Surabaya ini, menurut Kuncar sebenarnya sudah punya brands sejak 10 november 1950 dinyatakan oleh bung karno saat peresmian tugu pahlawan yang menyebutkan surabaya memiliki karakter kepahlawanan sehingga layak disebut kota pahlawan Itu sebenarnya brands dibandingkan dengan kota lain, bahwa surabaya adalah kota punya karakter kuat, Kuncar menjelaskan saat ini waktunya untuk menggali potensi itu dalam bentuk merebranding kota ini benar benar memiliki sepirit dan ciri khas yang beda dengan kota lain. Kita ngomong kedepan bahwa semakin maju sebuah kota dia memiliki kekuatan brands yang kuat banyak kota diseluruh dunia beda dengan kota lain karena dia memiliki brands, paparnya Lebih lanjut kuncar mengatakan semua yang digagas itu ujungnya bagaimana meletakan brands itu untuk kota nanti perjemhannya macam macam ada arsitektur, kesenian, budayaan dan pariwisata itu turunannya. Tapi kerangka sebenarnya menggali sepirit menemukan brands, pungkasnya.  (tea/tea)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait