Portaltiga.com:Meski menimbulkan pro dan kontra di internal DPRD Jatim, pihak Bank Jatim tetap ngotot untuk minta tambahan modal dari Pemprov Jatim sebesar Rp 50 hingga Rp 100 Miliar untuk pendirian PT Bank Jatim Syariah.
"Sebelum spin off Bank Syariah diberlakukan, banyak yang harus dibahas untuk merealisasikannya,"ungkap Ketua Komisi C DPRD Jatim, Thorikul Haq saat dikonfirmasi di Surabaya,Minggu(5/60.
Politisi asal PKB ini mengatakan permasalahan serius dari rencana pemisahan unit Syariah Bank Jatim ini adalah permodalan. Mengingat, Unit Syariah ini akan menjadi Anak Perusahaan dibawah PT Bank Jatim BUMD Pemprov Jatim. Sehingga Bank Jatim berkewajiban memberikan modal cukup besar dari rencana Rp 500 miliar sebagaimana aturan Bank Indonesia untuk pendirian buku pertama sebuah Bank.
Thoriq menerangkan Bank Jatim berkeinginan Pemprov Jatim juga ikut menyertakan modalnya untuk pendirian Unit Syariah ini. Keinginan Bank Jatim, pemprov membantu permodalan Bank Jatim Syariah antara Rp 50 miliar sampai 100 miliar. Sisanya Rp 400 Miliar tetap dari keuangan Bank Jatim. Nah ini yang belum ketemu, sehingga DPRD belum bisa memutuskan, jelas politisi asal Lumajang ini.
Ditambahkan oleh Thoriq,ada rencana kedepannya tahun 2017, Bank Jatim Syariah akan berdiri sendiri menjadi BUMD sendiri. Untuk itu, perlu Bank Jatim Syariah harus menyiapkan rencana kerja strategis sebagai perusahaan milik pemerintah yang professional. Termasuk memikirkan darimana nasabahnya. Kalau permodalan dari uang Negara Rp 500 M,maka harus pengelolaan perbankan ekspansif, profitnya jelas, bisa berkompetisi dengan bank Syariah lain dan bisa menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah sesuai target pemerintah, pungkas pria yang juga sekretaris DPW PKB Jatim ini.(Yudhie)
Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di
Google News.
URL : https://portaltiga.com/baca-930-spin-off-bank-syariah-bermasalah-bank-jatim-ngotot-minta-tambahan-modal