Baca Juga : Polisi Sedekah 100 Ribu Liter Air Bersih untuk Warga Situbondo Terdampak Kekeringan
Portaltiga.com - Ancaman kekeringan di Jawa Timur tahun ini meluas dibandingkan tahun sebelumnya. Fenomena ini juga rentan memicu kebakaran. Namun belum ada inovasi untuk menanggulangi hal ini. Anggota Komisi E DPRD Jatim, Mathur Husyairi dinas terkait miskin inovasi. Padahal Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sudah mencapai Rp 38,4 triliun. Ancaman kekeringan jadi momok tiap tahun tapi Pemkab/Pemkot dan Pemprov seolah tidak menemukan solusi. Miskin inovasi kaya anggaran akhirnya tidak mampu cari solusi, katanya, Senin (14/10/2019) Bahkan, pria dari Dapil Madura ini mengkritik dinas-dinas terkait yang biasa menangani kekeringan. Sebab, bencana kekeringan yang setiap tahun terjadi kesannya hanya mensuplai air jika ada wilayah yang membutuhkan. Kita lebih suka posisi sinterklas, kirim air tangki tiap tahun. Kan harusnya tidak seperti itu, sindir Mathur. APBD Jatim yang mencapai Rp 38,4 triliun, lanjut Mathur, harusnya dinas terkait menggalakkan reboisasi di semua Kabupaten/Kota di Jatim. Reboisasi tidak harus di lahan perhutani. Melainkan lahan-lahan yang menganggur milik warga yang tidak tidak produktif. Dengan banyaknya pohon yang ditanam warga, maka serapan terhadap air hujan makin bagus, ini lama-lama bisa menjadi sumber air, meskipun tidak untuk diminum, bebernya. Anggota Fraksi Keadilan Bintang Nurani (FKBN) DPRD JatimĀ ini pun menilai bahwa program hutan rakyat selama ini salah sasaran. Selama ini yang saya tahu, tiap program hutan rakyat selalu salah sasaran, yang dapat ya mereka yang punya akses ke dinas, pungkas Mathur. (wan/abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.
URL : https://portaltiga.com/baca-9078-komisi-e-kritik-penanggulangan-kekeringan-tak-ada-inovasi