Baca Juga : Jaga Bahasa Daerah Tidak Punah, Balai Bahasa Jatim Adakan Festival Tunas Bahasa Ibu
Portaltiga.com - Agar pelajar kreatif dan cerdas bermedia sosial, Balai Bahasa Jawa Timur bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Tulungagung menggelar acara Bimbingan Teknis (Bintek) Gerakan Literasi Nasional (GLN) di SMK 1 Tulungagung. Kegiatan dengan tema "Penulisan Kreatif dan Cerdas Menyikapi Hoaks" ini dilaksanakan pada 29 April--1 Mei 2019. Peserta bimbingan teknis GLN tersebut terdiri atas 50 orang pelajar SMP se-Kabupaten Tulungagung. Dalam acara itu, peserta dilatih menulis karya kreatif dan cerdas dalam menilai sebuah tulisan di media sosial berkadar hoaks atau bukan. "Acara bintek ini merupakan lanjutan dari koordinasi dan diseminasi GLN yang sudah digelar. Tujuannya agar masyarakat dan generasi milenial sadar literasi, " tutur Drs. Mustakim, M.Hum, Kepala Balai Bahasa Jawa Timur. Mustakim berharap kegiatan ini dapat memicu kecintaan masyarakat dan pelajar terhadap literasi. Dari sini, dapat menjadikan pelajar dan memiliki kesadaran literasi tinggi, sehingga tidak gagap menghadapi perkembangan zaman dengan tetap memiliki jati diri. "Di era 4.0 ini, generasi muda harus memiliki keterampilan berbasis pada kearifan tradisi. Oleh karena itu, literasinya berupa literasi dasar baca-tulis dan literasi media," papar Mustakim. Purwono, S.Pd., M.Pd, Kasi Kurikulum SMP Dindikpora Tulungagung, yang mewakili Kepala Dindikpora, menjelaskan, pelajar SMP di Tulungagung wajib bersyukur karena dapat mengikuti acara ini. Pasalnya, bimbingan teknis ini mengajarkan betapa penting budaya literasi bagi bangsa Indonesia dan harus dimulai dari kalangan pelajar. "Literasi kita ketinggalan dengan bangsa lain. Padahal banyak cerita kesuksesan yang dimulai dari gemar membaca dan menulis ," tutur pria yang karib disapa Pak Pur. Bintek GLN kali ini menghadirkan empat narasumber, dengan materi seputar sastra, bahasa, dan jurnalistik, yaitu Sutejo, Bonari Nabonenar, Ribut Wijoto, dan Awaludin Rusiandi. Sutejo, yang dikenal sebagai penulis dan aktivis literasi dari Bumi Reog Ponorogo itu memaparkan bahwa menulis itu keren dan menarik. Dengan gayanya yang khas, ketua STKIP PGRI Ponorogo itu memotivasi peserta untuk suka menulis. "Nilai tinggi di sekolah itu penting, tetapi lebih penting lagi adalah kalian mampu menulis. Karena setinggi apapun kepandaian kalian, bila tanpa menulis, kalian akan dilibas oleh sejarah," tutur Sutejo, sambil menyitir perkataan sastrawan Pramudya Ananta Toer. Bonari Nabonenar menyajikan materi kiat-kiat mewujudkan tulisan yang maknyus. Sebagai sastrawan yang sudah berpengalaman, pria kelahiran Trenggalek itu membimbing para peserta menghasilkan tulisan yang enak dibaca. Adapun, Ribut Wijoto, penulis dan awak media Beritajatim.com menyajikan strategi jitu mengenali berita dan hoaks. Esais kelahiran Tulungagung itu memaparkan seluk beluk dunia jurnalistik dan media daring (online) sehingga peserta dapat mengenali perbedaan hakiki antara tulisan hoaks dan bukan dalam media sosial dan media daring. Sementara itu, Awaludin Rusiandi menyajikan peran penting bahasa di era digital. Sambil mengingatkan peserta untuk sadar media, bahasawan dari Balai Bahasa Jawa Timur tersebut memaparkan strategi mendayagunakan bahasa di kalangan generasi milenial. "Untuk bimbingan teknis GLN ini, kami hanya menghadirkan pelajar SMP saja, agar dalam penyampaian materi dan praktinya tidak kesulitan. Selain itu, untuk melihat dan memetakan potensi mereka dalam literasi dasar. Kami juga menyasar literasi media karena tuntutan zaman dan dibutuhkan oleh kalangan pelajar di era kekinian. Mudah-mudahan acara ini dapat memicu mereka untuk lebih kreatif, bermanfaat, dan berkah," tutur ketua panitia, Mashuri. (adv/abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.