Umum

Gedung ACC Kampus Unair Distroni Teroris

Baca Juga : AHY Raih Doktor Cumlaude, dr Agung: Ini jadi Motivasi Kader dan Generasi Muda

Portaltiga.com - Sejumlah teroris menyantroni gedung ACC kampus Universitas Airlangga Surabaya, tempat berlangsungnya konferensi Terrorism Threat on Asia 3+ Region yang dihadiri mahasiswa asing serta sejumlah pejabat Detasemen Khusus 88 Antiteror, Rabu (21/11/2018). Dilengkapi senjata laras panjang mereka menyerbu masuk ke dalam gedung. Beberapa kali tembakan mereka letupkan. Mahasiswa dari berbagai negara yang mengikuti seminar itu buyar melarikan diri. Sejumlah mahasiswa tersandera sementara sejumlah tembakan dari senjata teroris masih santer terdengar. Dalam waktu yang cukup singkat, pasukan Detasemen Gegana Satbrimob Polda Jatim tiba ke lokasi dengan mobil Brimob dan Barracuda Polda Jatim. Aparat yang mengenakan pakaian lengkap anti peluru mensterilkan lokasi, sebagian berjaga di luar gedung, lainnya menyergap masuk ke dalam gedung. Baku tembak tak terhindarkan. Satu per satu teroris dapat dilumpuhkan, sandera pun berhasil diselamatkan. Namun, saat pembersihan lokasi, tim penyergapan dan pengamanan Detasemen Gegana Satbrimob Polda Jatim menemukan barang mencurigakan berupa tas berwarna hitam yang diduga berisi bom. Tim Penjinak Bom pun masuk dengan pakaian anti ledakan untuk menjinakkan dan mengamankan barang yang diduga bom itu. Barang itu dievakuasi ke tempat lapang, tim penjinak bom lanas meledakkan tas yang diduga berisi bom itu. Aksi penanganan teroris ini adalah bagian dari simulasi penanganan teroris yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unair bekerja sama dengan Detasemen Gegana Satbrimob Polda Jatim sebagai rangkaian acara konferensi Terrorism Threat on Asia 3+ Region yang memang diikuti delegasi dari berbagai negara. Iptu Hendra Personil Departemen Gegana Satbrimob Polda Jatim mengatakan, simulasi ini merupakan simulasi penindakan terorisme dengan aksi penyanderaan. Simulasi demikian penting dan perlu dilakukan agar mahasiswa tahu bagaimana penanganan polisi ketika terjadi tindakan teror. "Simulasi ini kita lakukan dan selesaikan runtut dengan tahap-tahap sesuai prosedur. Serta pendidikan dasar tentang terorisme sesuai UU Nomor 5 tahun 2018 tentang penindakan terorisme. Ini dibutuhkan agar mahasiswa tahu bagaimana menangani teroris," katanya. Iptu Hendra menambahkan, simulasi ini melibatkan 40 personil yang terbagi dua tim. Tim penyergapan dan tim penindak. "Ada bagian penjinakan bom juga, dan kami tekankan pada proses evakuasi dan pengkategorian wilayah aman," jelasnya. (ssn/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait