Umum

Perencanaan Kota Layak Anak Di kongres UCLG-ASPAC Asia Pasific ke-7 Di Surabaya

Baca Juga : Pemkot, Unicef dan Bappenas Tanda Tangani, RKT Child Friendly Cities Initiative 2023

Portaltiga.com - Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Lenny N Rossalin berkesempatan menjadi salah satu pembicara dalam Kongres ke-7 United Cities and Local Governments Asia-Pacific (UCLG-ASPAC) 2018. Kongres yang berlangsung pada 12-15 September 2018 di Dyandra Convention Centre Surabaya ini, dihadiri oleh ratusan pemerintah daerah dan pemerintah kota dari negara se-Asia Pasifik. Sekitar 800 orang peserta dari 40 kota di dunia akan bersama-sama membahas tentang pembangunan kota dan inovasi berkelanjutan dalam bentuk panel-panel diskusi. Penyelenggaraan kongres ke-7 ini merupakan hasil kerjasama dari UCLG-ASPAC, UNICEF dan Wahana Visi Indonesia (WVI). Salah satu panel diskusi dalam UCLG-ASPAC mengangkat tema "Creative Financing and Policy Implementation on Child Friendly City in the Asia and Pacific Region". Selain Lenny N Rossalin, narasumber dalam panel ini adalah Wivina Belmonte, Wakil Direktur Regional UNICEF Asia Pacific, Dra. Hana S. Hikoyabi, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Jayapura, Harry Tekaiti, Walikota Tarawa, Kiribati, dan Hlaing Maw Oo, Wakil Walikota Yangon City, Myanmar. Sesi panel diskusi tersebut membahas tentang bagaimana pengimplementasian konsep Kota Layak Anak (KLA) di Indonesia mulai dari proses perencanaan sampai tahap evaluasi dan pemantauan. Pelaksanaan Kota Layak Anak (KLA) tertuang dalam UU No.35 tahun 2014 Pasal 21 tentang perlindungan dan pemenuhan hak anak termasuk di dalamnya mewajibkan seluruh komponen daerah terutama pemerintah daerah untuk bertanggung jawab dalam mewujudkan KLA, ujar Lenny Jumat (13/9/2018). Hal senada disampaikan oleh Sekrertaris UCLG Asia Pacific, Bernadia Irawati Tjandradewi bahwa kita punya target yang sangat besar dalam mewujudkan wilayah yang layak bagi anak dengan mengusung prinsip No One Left Behind. Namun, bila melihat di wilayah Asia Pacific belum banyak kota yang layak anak, ini menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua khususnya pemerintah kota dan daerah untuk berkoordinasi mewujudkan kota layak anak di seluruh wilayah Asia Pacific. Harapan saya dari panel diskusi ini dapat menghasilkan sebuah aksi nyata, sebuah perencanaan yang konkret dan setelah pulang ke daerah masing-masing dapat mewujudkan kotanya menjadi Kota Layak Anak, tutup Bernadia. (fey/tea)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait