Portaltiga.com - Tiga mahasiswa Teknik Biomedis Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga berhasil membuat inovasi berupa implan tulang yang dapat mempercepat pertumbuhan sel untuk kasus kerusakan tulang. Trio mahasiswa tersebut adalah Jualita Kusuma Wardani, Andhi Baskoro, dan Mega Ayu Safira.
Dr. Ir. Aminatun, M.Si., dosen FST UNAIR, menjadi pembimbing dan mengarahkan tim ini dalam meneliti serta membuat implan tulang itu dengan bahan dasar kombinasi Hidroxyapatite, Chitosan, dan Chondroitin Sulfate. Keberhasilan ini kemudian disusun dalam proposal Program kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE).
Proposal tim ini dengan judul "Biokompatibilitas Scaffold Hidroxyapatite-Chitosan-Chondroitin Sulfate secara In Vivo untuk Bone Graft pada Kasus Kerusakan Tulang" berhasil lolos seleksi Dikti, sehingga memperoleh dana hibah penelitian dalam program PKM Kemenristekdikti tahun 2017-2018.
Jualita Kusuma Wardani, ketua Tim PKM-PE ini, dalam paparannya menerangkan bahwa kerusakan tulang akibat trauma, tumor, kelainan kongenital, infeksi, dan akibat penyakit lainnya, sampai saat ini masih menjadi permasalahan nomor satu di bidang orthopaedi dan traumatologi. Sedangkan tulang merupakan jaringan kedua terbanyak yang ditransplantasikan setelah darah. Di negara berkembang, dalam sepuluh tahun mendatang diperkirakan akan terdapat 60 juta pasien yang memerlukan implan tulang akibat patah tulang. Sedangkan di Indonesia, kebutuhan akan implan tulang ini setiap tahunnya meningkat sebanyak empat kali.
"Saat ini salah satu penanganan klinis untuk cacat tulang adalah dengan penggunaan cangkok tulang," terang Jualita kepada portaltiga.com di lab.FST Unair, Kamis (12/7/2018)
Sampai saat ini, diakui bahwa material untuk cangkok tulang yang ideal adalah yang berasal dari tubuh sendiri, yang dikenal dengan autograf. Tetapi autograf memiliki kekurangan, yaitu tidak dapat digunakan untuk rekonstruksi padadefect yang besar.
Baca Juga : AHY Raih Doktor Cumlaude, dr Agung: Ini jadi Motivasi Kader dan Generasi Muda
"Pengambilan tulang dengan ukuran yang besar akan menimbulkan kecacatan yang besar pada tempat tulang tersebut diambil, untuk itu kita memerlukan material implan tulang yang berbasis sintetis," tambah Jualita.
Menjawab alasan mengapa Jualita Dkk membuat implan tulang dari material Hidroxyapatite, Chitosan, dan Chondroitin Sulfate? Dikatakan, karena Hidroxyapatite merupakan salah satu senyawa inorganik penyusun jaringan keras pada tubuh manusia dan dapat membangun ikatan dengan jaringan tulang.
"Kemudian kami kombinasikan dengan Chitosan dan Chondroitin sulfat yang aman bagi tubuh dan dapat meningkatkan regulasi tulang serta meningkatkan efektivitas anabolik faktor pertumbuhan tulang," Imbuh Jualita.
Baca Juga : AHY Beber Kunci Utama Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045
Andhi Baskoro, anggota tim peneliti lainnya menambahkan, implan tulang ini berupa scaffold tiga dimensi yang digunakan sebagai media sementara untuk proses pertumbuhan sel. Pengamatan dibawah mikroskop cahaya, menunjukkan bahwa scaffold ini memiliki ukuran pori 80-190µm yang sesuai dengan ukuran pori pada tulang manusia.
Kemudian Scaffold yang dihasilkan juga memiliki keunggulan, yaitu dapat terdegradasi dan porositasnya telah sesuai dengan tulang femur. Uji sitotoksisitas menggunakan sel limfosit juga telah membuktikan bahwa scaffold ini tidak toksik, sehingga aman bagi tubuh.
"Penelitian ini juga kami lakukan menggunakan makhluk hidup, yaitu kelinci. Ini untuk meyakinkan bahwa implan tulang yang kami ciptakan benar-benar aman dan dapat digunakan untuk manusia," pungkas Andhi Baskoro. (doy/tea)
Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.