Politika

Mampir Klenteng Eng An Kiong, Khofifah Ajak Masyarakat Pahami Kebhinekaan

Baca Juga : Risma Disambut Meriah di Pasar Gorang Gareng Magetan, Dorong Kemandirian Perajin Batik

Portaltiga.com - Sehari melakukan kunjungan ke Malang, calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyempatkan diri untuk berkunjung ke Klenteng Eng An Kiong, Kamis (22/2/2018). Klenteng tertua di Malang itu disambangi oleh Khofifah usai blusukan di Pasar Kebalen. Dalam kesempatan tersebut wanita yang juga Menteri Pemberdayaan Perempuan di era presiden Abdurrahman Wahid itu sempat berdialog dengan Ketua Yayasan Klenteng Eng An Kiong. "Ini sudah ada sejak tahun 1800an, itu sejak jamannya perang Diponegoro," kata Khofifah. Didampingi ketua yayasan Klenteng Eng An Kiong, Khofifah diajak berkeliling klenteng yang merupakan prakarsa dari Liutenant Kwee Sam Hway. Ia adalah keturunan ketujuh dari seorang Jenderal di masa Dinasti Ming berkuasa di Tiongkok. Ketika itu, keturunan sang Jenderal ditekan oleh Dinasti Jing sehingga terpaksa melarikan diri ke Nusantara. "Kalau di Jakarta ada klenteng yang membuat mie panjang nggak putus-putus. Di sini juga ternyata membuat yang sama saat cap go meh," kata Khofifah. Berdasarkan informasi yang dihimpun, klenteng Eng An Kiong yang terletak di Jalan R.E. Martadinata 1 Malang adalah klenteng tri dharma, yaitu diperuntukkan bagi penganut agama Buddha, Tao dan Khonghucu. Kunjungan ke klenteng ini tidak lama. Hanya berkisar hanya setengah jam saja sembari berkeliling ke beberapa sudut klenteng. "Sebenarnya tidak ada rencana khusus. Bukan tujuan yang ada di dalam rute, namun karena kami kebetulan parkir di sekitar klenteng, alhamdulillah kok buka, jadi kami mampir," ucap Khofifah. Ia mengaku kagum dengan situs klenteng di sana. Sebab klenteng bukan hanya untuk aspek ibadah saja. Tapi juga bisa jadi telaah budaya, dan juga sosial. "Kalau saya memang sering kunjungan ke klenteng," imbuh Khofifah. Lebih lanjut, dalam program Nawa Bhakti Satya ada program bhakti ke sembilan yaitu Jatim Harmoni. Yaitu menjaga harmoni sosial alam dengan melestarikan kebudayaan dan lingkungan hidup. Detail programnya termasuk memperbanyak dialog antar budaya seniman dan budayawan, lalu juga memperbanyak dialog intern dan antarumat beragama. Selain itu dalam Jatim Harmoni itu juga akan melakukan integrasi museum perpusda dan galeri seni, ruang kebhinekaan, seni tradisional, clean industries, green city, halal tourism, dan 51 titik potensi ESDM. (tim/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait