Intermezzo

Move On dari Ariel, Ari Wicik Kini Bahagia Bersama Berandal Malam

Baca Juga : Eagle Eyes Indonesia Airforce Classic Motor Cycle Club Berbagi di Tengah Pandemik Covid-19

Portaltiga.com - Ari Wicik Sanjaya, pria asal kota Pati ini berhasil mengembangkan usaha bengkelnya di Sidoarjo sejak tahun 2010. Bakat oprek mesin yang  diwarisi sang kakek, membuat ia menjadi salah satu builder dan mekanik motor tua yang dikenal oleh para penghobi motor tua yang ada di Indonesia. Rasa kecintaan yang begitu mendalam terhadap motor tua membuat Ari muda nekat menjual motor hadiah dari orang tuanya dan membeli mesin  motor tua. Aslinya saya baru mas main motor tua. Tahun 2000-an aku pingin banget punya motor tua. Dulu, awalnya aku main Vespa. Nah ceritanya waktu itu aku punya motor Mega Pro yang dibelikan sama bapakku. Saking kepinginne sama motor tua akhirnya Mega Pro nekat tak jual dan uangnya tak belikan mesin Ariel. Susuk dari beli mesin itu tadi aku kembalikan ke bapakku lagi terang Ari di rumah yang sekaligus menjadi tempat usahanya di daerah Sidoarjo, Jumat (16/02/18). Ari muda mulai membangun mesin Ariel. Ia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membangun motor impiannya karena keterbatasan dana. Tak habis akal, Ari berburu di tiap tukang rombeng di berbagai tempat dalam mendapatkan tiap part Ariel dan melakukan barter. Pas awal membangun Ariel aku prihatin mas, cuma punya mesin tok. Terus akhirnya dapet gearbox. Pelan-pelan aku ngerombeng kemana-mana dan tiap ketemu part yang cocok di Ariel ya langsung aku ajak barter dengan barang yang aku punya tambah Ari. Motor tua impian Ari akhirnya terbangun dan lengkap. Tak lama Ari memakai Ariel kesayangannya touring, ternyata ada orang yang minat untuk membelinya dengan harga lumayan tinggi. Dengan sedikit berat hati akhirnya ia menjual kepada orang tersebut dan mulai membangun BSA tahun 1965 yang ia juluki sang Berandal Malam dari hasil jual-beli motor sebelumnya dan upah dari pekerjaan bengkel yang ia jalani. Ari jatuh hati kepada BSA 56 karena karakternya lebih responsive dan tangguh dibandingkan merek Inggrisan lainnya, selain itu lebih nyaman untuk handlingnya. Baginya ada suatu kepuasan tersendiri dalam menggarap motor Inggrisan, karena di situ Ari ditantang untuk jeli, detail dan berani ngakal. Hampir semua motor yang telah di rebuild oleh Ari partnya adalah buatan sendiri, mulai dari gear rasio, knalpot, tangki dan part lainnya.  Jadi untuk ukuran harus presisi dan pas saat dipasang di motor . Ari mengaku tak ada perlakuan berbeda dalam membangun Berandal Malam. Malah hampir sebagian besar sparepart yang dipakai mulai dari jeroan mesin dan asesoris pada motor tunggangannya adalah hasil kreasi dari tangannya, kerena menurutnya lebih murah dan menekan budget. Ia merasa puas karena mesin hasil garapannya terbukti tangguh. Selama dipakai touring motor BSA 56 yang ditunggangi Ari hanya trouble sekali saja, pada saat perjalanan touring perjalanan ke acara Jambore di Lampung. Itu pun disebabkan oleh ausnya dudukan pengunci gear pada gearbox. Sampai sekarang motorku ndak pernah nggoda (rewel), cuman sekali tok, pas acara jambore di Lampung. Itu pun aku yang benerin sendiri soalnya tukang lasnya ndak ngerti," kenang dia. Bersama Berandal Malam Ari berharap suatu saat bisa memiliki waktu dan rezeki untuk bersilaturahmi ke saudara-saudara motor tua yang ada di seluruh Indonesia. (doy/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait