Baca Juga : Partai Demokrat Jatim Bagikan Daging Kurban di Hari Kedua Idul Adha
Portaltiga.com - Dalam gelaran Pilgub Jatim 2018 ini, Madura menjadi salah satu perhatian para pasangan calon (Paslon). Namun sayang ada yang hanya menjadikan Madura sebagai objek saja, bahkan "menghargainya" hanya senilai Rp 1 triliun. Hal ini memantik reaksi salah satu tokoh masyarakat Madura, Achmad Iskandar. Anggota DPRD Jatim ini menilai, pematokan nominal Rp 1 triliun itu tidak manusiawi. "Kebutuhan masyarakat Madura itu sangat tinggi. Jangan mematok nominal, tapi berikanlah sesuai kebutuhan, dan jadikan wilayah prioritas utama pembangunan," tegas Iskandar saat ditemui di Surabaya, Sabtu (10/2/2018). Ditembahkan, tugas berat yang harus dilaksanakan pemimpin Jatim lima tahun kedepan adalah mengentas masyarakat Madura dari kemiskinan. "Setidaknya lima tahun kedepan bisa mengurangi kemiskinan di Madura. Itu targetnya. Jangan dipatok dengan nominal seperti itu," Iskandar menyindir paslon yang menjanjikan program Satria (Rp 1 triliun untuk Madura). Namun ia tetap optimistis masih ada pemimpin yang menjadikan Madura sebagai subjek dalam pembangunan, tidak hanya sebagai objek. Paslon tersebut adalah Khofifah Indar Parawansa - Emil Dardak, yang diusung Partai Demokrat, Golkar, PPP, Hanura, dan PKPI. Lanjut Iskandar, hal penting yang harus jadi prioritas agar bisa mengentas kemiskinan adalah meningkatkan pendidikan dan kesehatan. "Nanti kemiskinan akan terentas jika kedua (pendidikan dan kesehatan) ini tercukupi. Kami bangga dengan calon dari Demokrat (Khofifah-Emil) yang telah melakukan navigasi dan inventarisadi kebutuhan masyakat Madura," papar politisi Partai Demokrat ini. Ditambahkan, selama ini perhatian Pemprov Jatim terhadap masyarakat Madura terus meningkat. Dengan navigasi yang sudah dilakukan, ia yakin Khofifah mampu mengangkat derajat masyarakat Madura. (abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.