Umum

Kabupaten Lebak Akan Punya Museum Antikolonial

Portaltiga.com - Kabupaten Lebak akan memiliki museum antikolonial pertama yang akan diresmikan pada Minggu (11/2/2018) mendatang. Museum yang diberi nama Museum Multatuli itu akan menampilkan jejak Multatuli alias Douwes Dekker dalam melawan penjajah, termasuk akan menampilkan cetakan pertama novel Max Havelaar. Bupati Lebak, Iti Octavia mengatakan, peresmian museum Multatuli ini nantinya akan dijadikan sebagai objek wisata sejarah. "Museum ini bisa mejadi wisata sejarah. Bukan mengultuskan, tapi semangat Multatuli agar warga tak tertindas," kata Bupati Lebak Iti Octavia, Senin (5/2/2018). Di museum juga ada sejarah perjuangan dan gerakan antikolonialisme. Termasuk pejuang-pejuang dari Lebak dan kebudayaannya. Ia juga mengatakan akan ada patung Multatuli dan tokoh di novel Max Havelaar yaitu Saijah-Adinda yang dibuat oleh maestro patung Dolorosa Sinaga. Iti juga mengatakan, buku Max Havelaar yang diambil dari Belanda adalah cetakan. Buku ini dibawa ke Lebak atas kerja sama dengan Perhimpunan Multatuli (Multatuli Genootschap) di Belanda. Selain itu, dari kerja sama yang dilakukan semenjak 2016 ini, ada tegel bekas kediaman Multatuli di Lebak berhasil dibawa. Menurut Iti, tegel itu adalah jejak Multatuli di Lebak dan dibagi dua dengan Perhimpunan Multatuli sebagai tanda persaudaraan. Sebetulnya, ada sebuah peta terkait Multatuli yang bisa dibawa ke Indonesia dari Belanda sebagai salah satu koleksi museum. Namun, karena perawatannya yang sulit dan menggunakan tekhnologi tinggi, peta tersebut urung dibawa sebagai salah satu koleksi museum. Pembangunan museum antikolonoal sendiri, Iti mengatakan berlangsung 2,5 tahun semenjak 2016. Museum Multatuli berdiri di bekas kantor kewedanaan pada tahun 1838. Museum ini kecil, namun bisa menjadi museum antikolonial pertama di Lebak. (dtc/tea)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait