Politika

PKB Tak Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Ini Dampaknya di Pileg 2019

Baca Juga : PKS Jatim Launching Pahlawan Demokrasi, Ajak Milenial dan Gen Z Menangkan Khofifah-Emil

Portaltiga.com - Dalam gelaran Pilgub Jatim 2018 ini, PKB tak mendukung Khofifah Indar Parawansa. Hal ini ternyata dinilai akan berdampak signifikan untuk perolehan suara PKB di Pileg 2019 mendatang. Pengamat politik dari Puskakom (Pusat Kajian Komunikasi) Publik dari UTM (Universitas Trunojoyo Madura) Surokim Abdussalam, melihat perolehan suara PKB di Pileg 2019 mendatang dipastikan akan jeblok dan akan sulit menjadi pemenang Pileg seperti tahun lalu. Ini karena, PKB telah menjatuhkan pilihan ke pasangan Gus Ipul-Puti di Pilgub Jatim, bukan ke Khofifah selaku penyumbang suara untuk PKB di Pileg lalu melalui Muslimat NU. Klaim kalau dukungan Muslimat NU dan Fatayat NU masih untuk PKB patut dipertanyakan. Pasalnya dukungan akar bawah Muslimat NU dan Fatayat ke Khofifah masih kuat. Mereka sudah dua kali kalah memperjuangkan Khofifah di Pilgub Jatim. Jadi mereka akan all out untuk ketiga kalinya agar Khofifah bisa menang, jelasnya saat ditemui di Surabaya, Kamis (1/2/2018). Surokim menambahkan, jika nantinya dalam Pileg 2019 mendatang PKB bisa meraih 20 persen dukungan dari Fatayat dan Muslimat NU, hal tersebut sudah bisa dikatakan sebagai suatu hal yang luar biasa. "Tapi menurut hasil riset perilaku politik  juga sering menunjukkan bahwa kelompok ibu-ibu perempuan dewasa adalah kelompok yang paling sulit terkena godaan money politic dan relatif permanen dan tidak mudah berubah pilihan, jelas Surokim. Dalam situasi normal, menurut Surokim, sulit untuk mengubah dukungan dan hanya dalam kejadian super ekstra plus force major yang bisa mengubah pilihan mereka. "Bu Khofifah hanya perlu melakukan pemeliharaan politik saja terhadap pemilik suara kelompok ini dan itu akan jadi modal permanen beliau, jelas Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) UTM ini. Ditambahkan oleh Surokim, teknik menyerang dalam Pilkada Jatim tidak akan efektif bahkan justru akan melahirkan antipati. Komunikasi level tinggi (high context politics) harus dikembangkan PKB jika ingin tetap memperoleh dukungan Fatayat dan Muslimat, tutupnya. (wan/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait