Enak tenan. Rasanya khas, membuat lidah menari, kata Puti.
Baca Juga : 1000 Orang Gen Z Garda Puti Deklarasi Dukung Ganjar Mahfud
Puti memilih paket sayuran lengkap, mulai bayam, kubis, sawi, kacang panjang, kembang turi, hingga bendoyo yang merupakan sayuran mirip mentimun. Tak ketinggalan, ada daun kemangi, biji lamtoro, dan peyek kacang. Aktivitas saya luar biasa padat, maka harus banyak makan sayur biar terus sehat, kata Puti yang dikenal suka olah raga. Puti mengaku kagum dengan kekayaan kuliner Jawa Timur yang luar biasa beragam. Dari dulu, dia menggemari sate Madura, bahkan Puti punya langganan soto lamongan di daerah Jakarta Selatan sejak zaman dia remaja. Kekayaan kuliner ini, kalau dioptimalkan, bisa menjadi bagian dari city branding yang kokoh. Nah, tugas pemerintah provinsi ini untuk merajutnya menjadi satu kekuatan merek yang kuat bagi Jatim dan kabupaten/kota di dalamnya yang ujung-ujungnya adalah pergerakan ekonomi bagi masyarakat, imbuh Puti. Pada hari yang sama, Puti melanjutkan kegiatan wisata sejarah yang berkaitan dengan Bung Karno di Surabaya. Mengenakan busana merah bermotif hitam dibalut kerudung merah, Puti berkunjung ke rumah kelahiran Bung Karno di Jalan Pandean, Kelurahan Peneleh. Bung Karno lahir di tempat tersebut pada 6 Juni 1901. Ia menegaskan, pemilik rumah dan kampung Pandean harus bangga, karena dari rumah seluas 5x14 meter persegi itulah lahir tokoh besar, yang menjadi pemimpin Republik Indonesia di kemudian hari. Saya ditugaskan ke Jawa Timur untuk menjadi Calon Wakil Gubernur, mendampingi Gus Ipul (Saifullah Yusuf). Kami berdua diberikan tugas dan misi untuk ambil bagian menyejahterakan rakyat, kata Puti. Di sela sambutan, kata-kata mendadak Puti terhenti. Keharuan tidak bisa lagi dibendung pada dirinya. Ia terisak menangis. Semua terdiam melihat. Saya serasa pulang kampung. Saya bersyukur bisa datang ke ini, tempat kelahiran kakek saya, katanya terbata-bata, di sela isak tangis. Usai dari rumah kelahiran sang proklamator, Puti bergeser ke tempat Bung Karno melakoni kehidupan masa remaja di rumah indekos, Jl Peneleh VII, milik tokoh Sarekat Islam, Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto. Menurut Puti, di tempat indekos itulah Bung Karno ditempa dengan tiga spirit sekaligus, yaitu keagamaan, kebangsaan, dan kemanusiaan. Nasionalisme Indonesia sejak awal memang dilahirkan dari dimensi keagamaan yang mengatur nilai-nilai kemanusiaan, seperti keadilan sosial, menghargai perbedaan orang lain, dan mengedepankan musyawarah atau dialog, ujar Puti. Puti menambahkan, di Surabaya-lah, Bung Karno mendapat tempaan pemikiran dan strategi merebut kemerdekaan dengan dibimbing tokoh Islam seperti HOS Tjokroaminoto. (abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.
URL : https://portaltiga.com/baca-3637-lebih-kenal-surabaya-puti-guntur-wisata-kuliner-dan-sejarah