Politika

Peran Parpol di Pilgub Jatim 2018 Terdistorsi Kiai

Baca Juga : Risma Disambut Meriah di Pasar Gorang Gareng Magetan, Dorong Kemandirian Perajin Batik

Portaltiga.com - Pilgub Jatim 2018 layak mendapat julukan perang bintang kiai-kiai pondok pesantren di Jatim. Sebab dua kandidat Cagub Jatim yang berasal dari kader Nahdlatul Ulama (NU), sama-sama mendapat dukungan kuat dari para kiai. Untuk menentukan pasangan Cawagub juga tak luput dari campur tangan kiai. Sehingga peran partai politik (parpol) dalam kontestasi Pilgub Jatim kali ini terdistorsi hanya menjadi kendaraan politik untuk syarat mendaftar. Pengamat ilmu komunikasi politik dari Universitas Airlangga Surabaya Suko Widodo mengatakan bahwa strategi kiai-kiai pendukung Bacagub Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan kiai-kiai pendukung Bacagub Khofifah Indar Parawansa sangat menarik untuk diamati dan dicermati. "Pilgub Jatim kali ini layak dijuluki perang bintang NU sebab bukan hanya cagubnya yang didominasi kader NU tapi juga peran kiai dalam menentukan siapa saja yang layak maju dalam kontestasi Pilgub Jatim 2018 ikut mendominasi," ujar Suko, Jumat (20/10/2017). Dominasi peran kiai di Pilgub Jatim, kata Suko, secara tak langsung menjadikan peran parpol sebagai salah satu pilar demokrasi ikut terdistorsi. Bahkan setelah DPP PDIP mendeklarasikan mengusung Gus Ipul dan Abdullah Azwar Anas sebagai pasangan Cagub dan Cawagub Jatim di Pilgub Jatim mendatang, peran kiai-kiai pendukung Bacagub Khofifah kian mendominasi dibanding parpol pengusung. "Kiai-kiai pendukung Gus Ipul kelihatan mendominasi saat penentuan Cagub, namun saat penentuan pasangan Cawagub justru diserahkan sepenuhnya kepada partai pengusung yaitu PDIP dan PKB. Sebaliknya, kiai-kiai pendukung Khofifah justru terlihat mendominasi saat penentuan Cawagub bagi Khofifah. Bahkan ketika para kiai berjuang mati-matian, justru parpol-parpol koalisi pendukung kelihatan ketakutan sehingga perannya tak nampak, " papar dia. Ia khawatir dominasi peran kiai dalam mencari sosok yang tepat sebagai pasangan Khofifah di Pilgub Jatim justru tak sesuai dengan harapan koalisi parpol pendukung dan ekspektasi masyarakat,  sehingga nantinya kurang mendapatkan respons dukungan suara dan makin sulit untuk mengalahkan pasangan Gus Ipul-Anas yang untuk saat ini dinilai cukup tepat dan bisa saling melengkapi sebagai pasangan ideal memimpin Jatim ke depan. Kendati demikian, Suko mengakui jika peran parpol dalam Pilkada serentak memang tidak terlalu signifikan bisa dijadikan mesin politik pendulang suara. Sebaliknya, figur pasangan calon justru lebih menentukan dalam mendulang suara pemilih. Karena dia berharap  pasangan Cawagub Khofifah juga harus bisa menjadi vote getter dan media darling khususnya bagi pemilih dari generasi milenial (muda). "Kalau mengacu data Asosiasi Pengguna Jaringan Internet Indonesia (APJII), jumlah pemilih muda di Jatim itu mencapai 49 persen dari ekitar 32 juta pemilih di Jatim," jelasnya. Dikotomi ke wilayahan di Jatim, seperti Mataraman, Tapal Kuda, Pantura dan Arek, lanjut dia, pada era digital sudah tidak berlaku karena batas ruang dan waktu sudah semakin tipis berkat adanya internet. Pasalnya, semua orang di berbagai belahan penjuru dunia dapat mengakses informasi apapun dengan mudah lewat handphone. "Artinya, kelihaian pasangan calon dalam mengusai informasi sangat menentukan dukungan dari pemilih muda yang sumber informasinya sangat bergantung pada informasi media dan lebih rasional," imbuhnya. Kesuksesan seseorang di panggung politik sekarang ini lebih ditentukan pada kelihaian dalam melakukan selebrasi atau atraktif di media. Karena itu orang yang memiliki trust (kepercayaan) seperti ulama dan kiai banyak yang gagal ketika sudah masuk politik praktis. Begitu juga orang yang expert (ahli) ketika masuk panggung politik praktis banyak yang tak berhasil. "Sosok yang paling pas mendampingi Khofifah, kriterianya paling tidak lebih mengedepankan sisi atraktif dibanding trust dan expert. Sebab politik dikenal sebagai wilayah abu-abu. Siapapun yang masuk ke kancah politik secara otomatis akan berubah jadi abu-abu," tambah akademisi murah senyum ini. (fat/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait