Advertorial

Menelisik Kekuatan Lirik Silampukau 2

Baca Juga : Ketua DPD RI Tawarkan Gagasan Anggota DPR RI Juga Diisi Non-Partai

Portaltiga.com - Sudah banyak yang hafal lirik-lirik unik Silampukau. Namun masih banyak yang belum tahu bagaimana proses panjang perjalanan kreatif Kharis hingga akhirnya mampu menelurkan lirik-lirik yang berbobot dalam lagu Dosa, Kota dan Kenangan. Jika proses bermusik, mungkin sudah banyak yang tahu jatuh bangun Kharis belajar bermusik dan mendirikan grup musik, sebelum akhirnya terbentuk Silampukau. Jika para penggemar membuka website Silampukau, akan mendapati salah satu tulisan sastrawan Afrizal Malna. Bahkan, sang penyair ini langsung menyanjung Kharis di awal tulisannya. Saya mengenal K. L. Junandharu (biasa saya panggil dengan sebutan Kharis) sebagai seorang esais, juga menulis cerpen. Wawasan literaturnya mungkin lebih luas daripada saya. Baru setelah itu saya mengenalnya sebagai seorang pemusik. Saya kira dia juga mengenal wacanawacana di sekitar kultur urban, ideologi para indie, melihat kota sebagai cerita, majas, tamsil, dan gelisah: mengapa kota kian tumbuh menjadi ruang yang asing. Ya, Kharis memang memiliki kedekatan penyair yang kondang dengan antologinya Arsitektur Hujan tersebut. Kedekatan ini juga lantaran Kharis, selain bermusik, juga berteater, menulis esai, dan cerita pendek. Di sela proses bermusik, Kharis dulu semasa kuliah aktif di Teater Gapus Universitas Airlangga Surabaya. Ya , Kharis memang sudah menunjukkan keistimewaan keluasan wacananya saat awal-awal kenal, ungkap Maman, teman dekat Kharis. Saat Maman menjadi Ketua Gapus sekitar tahun 2008, Kharis terlibat dalam proses pentas keliling tiga kota, yakni Surabaya, Solo, dan Bandung. Kharis ketika itu mengadaptasi naskah Long Voyage Home (1917) karya Eugene Oneill. Karya hasil ogrekannya yang berjudul Perjalanan Panjang itu pun disutradarai Kharis. Totalitas Kharis dalam mengadaptasi sekaligus menyutradarai membuat Perjalanan Panjang mendapat apresiasi positif. Di naskah Oneill gambaran kelas bawah di bar tampak brutal menggunakan bahasa slang, penulisannya jauh sekali dari bahasa Inggris British sekalipun mereka berada di London. Sebuah tipe sosial yang khas dari sudut pandang kelas sosial dalam buku-buku teori sosial ilmuwan barat, tetapi kategori ini menjadi berbeda bila menonton Perjalanan Panjang sekalipun keduanya sama-sama mengangkat kelas sosial bawah, papar Imam Muhatarom, pengamat teater sekaligus salah satu penggagas Borobudur Writers. Kata Imam, pengadaptasian itu menarik lantaran Kharis selaku pengadaptasi sekaligus sutradara, ingin menerjemahkan situasi keterasingan pada naskah maupun pertunjukan teaternya dengan menempatkan pinggiran utara kota Surabaya sebagai latarnya. Dalam Long Voyage Home , tokoh-tokoh berasal dari berbagai negara, sementara tokoh-tokoh dalam Perjalanan Panjang berasal dari satu provinsi, Jawa Timur. Konsekuensinya, terdapat reduksi yang tak bisa dihindari atas kompleksitas ekstrem Long Voyage Home di Perjalanan Panjang. Jika dalam Perjalanan Panjang tokoh-tokohnya memiliki memori kultural yang sama, maka Long Voyage Home sama sekali tidak. Inilah perlunya asumsi-asumsi yang mesti dibuat sutradara, sangat penting sebelum mementaskan naskah yang dipilihnya, kata Imam. (bersambung/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait