Umum

Warga Sambat Jembatan Tuban-Bojonegoro Tak Terawat

Baca Juga : Reses, Komisi B DPRD Surabaya Terima Aduan Terkait Perlunya Koperasi Untuk Hindari Pinjol

Portaltiga.com - Anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi PKB, Drs Nur Azis menerima dua keluhan dari warga saat melaksanakan Reses I Tahun 2022 Dapil XII Kabupaten Bojonegoro dan Tuban, Senin (31/1/2022). Dua keluhan ini soal jalan pertanian dan kondisi rusaknya jembatan yang menjadi penghubung antara Kabupaten Tuban-Bojonegoro. Anggota DPRD Jatim Dapil XII, Drs Nur Azis memastikan akan terus mengawal aspirasi warga Tuban. Utamanya, mengenai keluhan warga Tuban soal Jembatan Cincin Lama milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang kini kondisinya memprihatinkan. Padahal keberadaan jembatan yang melintas diatas sungai Bengawan Solo tersebut sampai saat ini masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat, mengingat jembatan tersebut bisa menghubungkan masyarakat Tuban umumnya, khususnya masyarakat wilayah desa Ngadipuro Kecamatan Widang Kabupatenn Tuban dengan masyarakat wilayah Bojonegoro. Untuk jembatan itu permasalahannya menjadi aset dari KAI, bukan aset dari pemerintah. Nah, ketika dulu itu kita perjuangkan, tetapi KAI tidak mau melepaskan, kata Nur Azis seusai menggelar Reses di Dusun Mojo, Desa Ngadirejo, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Senin (31/1/2022). Menurut dia, apabila sejak awal PT KAI bersedia melepaskan aset tersebut, tentu saja pihaknya akan mendorong Pemprov Jatim agar membangun jembatan itu supaya lebih layak. Harapan kita kalau KAI melepaskan aset, itu akan kita bangun dengan bangunan-bangunan yang lebih layak untuk jembatan, ujar politisi PKB tersebut. Meski begitu, Nur Azis menyatakan bakal kembali berkoordinasi dengan PT KAI, DAOP 8 Surabaya. Dia berharap, PT KAI bersedia melepaskan aset tersebut agar dapat diperbaiki dan difungsikan untuk akses transportasi masyarakat yang lebih layak. Kita akan koordinasi dengan kereta api, termasuk juga hubungannya akan adanya revitalisasi kereta di wilayah Tuban-Babat (Lamongan) akan dihidupkan lagi. Kita akan berusaha berkoordinasi untuk itu, ungkapnya. Tak hanya soal rusaknya jembatan penghubung Tuban-Bojonegoro yang dikeluhkan warga kepada Nur Azis. Namun, permasalahan jalan usaha tani (Pertanian) juga menjadi persoalan yang diterimanya saat reses. Jalan desa pertanian memang harus kita support anggaran provinsi. Cuma masalahnya, sekarang ini anggaran di semua pertanian dikurangi, tegasnya. Padahal, kata dia, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa sebenarnya telah diuntungkan dengan hasil pertanian padi Jawa Timur yang menduduki posisi tertinggi Nasional. Akan tetapi, alokasi anggaran untuk sektor pertanian di Jatim sendiri masih jauh dari harapan. Kita stok padi selalu unggul, kemudian sektor hortikultura juga. Tapi anggaran di bidang pertanian sedikit, ini problem. Makanya kita dorong terus supaya gubernur itu memperhatikan ini, termasuk jalan usaha tani, tegas dia. Dia menyatakan, ketika jalan usaha tani diperbaiki, tentu saja hal itu dampaknya akan sangat luar biasa bagi masyarakat desa. Terutama untuk memperlancar mobilitas transportasi alat ataupun hasil pertanian. Kalau jalan usaha tani, misal di Dusun Mojo ini diperbaiki, itu dampaknya luar biasa bagi pengembangan hasil pertanian. Kita juga akan mendorong itu secara serius agar anggaran-anggaran infrastruktur di bidang pertanian ditingkatkan, jelas dia. Di lain hal, Nur Azis juga menerima aduan warga mengenai penyelesaian waduk Jabung Ring Dyke (JRD). Rencananya, waduk tersebut bakal diproyeksikan untuk menampung debit air Sungai Bengawan Solo ketika hujan deras dan mengurangi risiko banjir. Itu sudah sering dibahas di Komisi D. Rapat sudah berkali-kali, tapi Tuban selalu tidak mendapat jatah untuk waduk karena di-refocusing. Harapannya tahun 2023 sudah tidak di-refocusing lagi, tutupnya. (ars/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait