Baca Juga : Kasus DBD di Sampang Meningkat, Ini Imbauan DPRD Jatim
Portaltiga.com - Pemerintah Provinsi Jatim diminta ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim Sri Untari Bisawarno untuk melakukan langkah langkah kongkret dalam mengatasi pengangguran di Jatim. Yang menurut BPS, sampai saat ini mencapai 1,28 juta orang. "Memang masa pandemi peningkatan angka pengangguran memang menjadi sebuah fenomena yang terjadi dimanapun. Namun data ini harus menjadi perhatian Gubernur untuk segera mengambil langkah langkah kongrit dalam mengatasinya," ujar Untari, Kamis (11/11/21). Menurut Untari banyak langkah yang bisa dilakukan dalam menngatsi persoalan ini, diantaranya memaksimalkan keberadaan Balai Latihan Kerja (BLK) yang tersebar di Kota-Kabupaten yang ada di Jatim. Kata Untari BLK bisa di manfaatkan untuk Job Fair infirmasi lowongan pekerjaan yang ada dan sebagai tempat yang representatif untuk melatih mereka yang di PHK akibat pandemi serta lulusan SMK dan SMA yang tertampung di perusahaan maupun yang tidak melabjutkan ke perguruan tinggi. Mereka, lanjut Untari, bisa di dibina dan diberi pengatahuan tentang peluang peluang usaha sehingga bisa mandiri dan berwirausaha. "Pemerintah kota/kabupaten juga harus bersama-sama dalam mengatasi persaoalan ini. Semua maksimalkan semua resousrce yang ada dan yang dimiliki untuk bersama dalam satu gerak program, guna mengatasi persoalan pengangguran ini," jelas wanita asli Malang ini. Sekertaris PDI Perjuangan Jatim ini juga meminta agar BPS dalam melakukan survei tentang tenaga kerja juga memasukkan indikator pekerja pekerja freelance yang tidak punya kantor dan bukan karyawan perusahaan. Baca Juga: Mobile Training Unit, Solusi Cerdas Kurangi Pengangguran Jatim Hal ini perku dilakukan karena dengan era tekhnologi saat ini, banyak kalangan muda individu yang memiliki usaha dengan mengandalkan tekhnologi dan berkerja mandiri. Seperti bisnis ekonomi kreatif memanfaatkan tekhnologi, usaha rumahan yang mengandalkan online, para model yang tidak memiliki agensi tapi mereka bisa eksis, bisnis tekhnologi informasi, bisnis menjadi pialang pasar modal maupun usaga lain yang tidak digaji sebagai karyawan dan tidak memiliki perusahaan. "Ini kan banyak dilakukan oleh kalangan muda yang ada saat ini. Ini yang tidak bidik oleh BPS sebagai sebuah indikator. Sehingga mereka akhirnya masuk katagori pengangguran, padahal mereka memiliki penghasilan," pungkasnya. Seperti diberitakan Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur (Jatim) mencatat angka penngangguran di Jatim bertambah 134.330 orang saat ini bila dibandungkan bulan Februari 2021 kemarin. Dengan demikian, secara total orang yang menganggur di Jatim telah mencapai 1,28 juta orang sampai dengan Agustus 2021. Sedangkan penduduk usia kerja di Jatim pada Agustus 2021 sebesar 21,04 juta orang, naik 7.040 orang dibandingkan Februari 2021. Tenaga kerja dengan pendidikan SD ke bawah, menunjukkan tren menurun. Tenaga kerja dengan ijazah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menunjukkan tren meningkat. Berdasarkan hasil survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2021, tiga lapangan pekerjaan di Jatim yang menyerap tenaga kerja paling banyak. Diantaranya, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yaitu sebesar 31,68 persen. Disusul Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 19,00 persen dan Industri Pengolahan sebesar 15,12 persen. Sementara itu, terdapat tiga kategori lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja terbesar jika dibandingkan dengan Agustus 2020. Diantaranya, Sektor Jasa Pendidikan 0,54 persen, Sektor Perdagangan Besar dan Eceran 0,52 persen dan Sektor Industri Pengolahan 0,50 persen. Sementara tiga sektor yang mengalami penurunan terbesar dibandingkan Agustus 2020 yaitu Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 1,33 persen, Sektor Jasa Lainnya 0,40 persen dan Sektor Konstruksi 0,30 persen. (ars/abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.