Ekbis

Harga Minyak Dunia Menguat Tipis

Baca Juga : Komisi B DPRD Jatim Desak Refocussing Anggaran Pemerintah untuk Stabilitas Pangan

Portaltiga.com - Harga minyak mentah dunia menguat tipis pada penutupan perdagangan Senin (8/11/2021), waktu Amerika Serikat (AS). Penguatan terjadi berkat sinyal positif pertumbuhan ekonomi global yang mendukung prospek permintaan energi, salah satunya dari Negeri Paman Sam. Tercatat, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari naik 69 sen atau 0,8 persen ke US$83,43 per barel, usai turun 2 persen selama dua pekan terakhir. Penguatan juga terjadi pada harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember sebesar 66 sen atau 0,8 persen menjadi US$81,93 per barel, setelah turun 3,0 persen pekan lalu. Pada Sabtu lalu, Presiden AS Joe Biden menyambut baik pengesahan RUU Infrastruktur senilai US$1 triliun yang telah lama tertunda. Implementasi aturan itu dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan bahan bakar. "Permintaan global melebihi pasokan saat ini -rencana Build Back Better (Membangun Kembali Lebih Baik) dapat memperburuk situasi itu- dan hanya sedikit yang dapat dilakukan oleh pemerintahan Biden untuk memenuhi permintaan itu," kata Analis Senior Price Futures Group di New York Phil Flynn, seperti dikutip dari Antara. Selain itu, penguatan juga didukung oleh keputusan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, untuk tidak mempercepat rencana kenaikan produksi. Artinya, peningkatan produksi tetap di kisaran 400 ribu bph pada Desember mendatang. Baca Juga: Stok AS Naik Tajam, Harga Minyak Dunia Anjlok Biden sendiri telah meminta OPEC+ untuk memproduksi lebih banyak minyak mentah untuk mendinginkan pasar. Pada saat yang sama, ia mengatakan pemerintahannya memiliki "alat lain" untuk menghadapi tekanan dari harga minyak. Pada Jumat lalu, Arab Saudi juga menaikkan harga patokan minyak mentah untuk pelanggan di Asia pada Desember, melebihi ekspektasi pasar. "Arab Saudi juga memperkirakan bahwa beberapa minggu ke depan akan ketat. Inilah sebabnya mengapa harga jual resminya ke Asia meningkat sebesar US$1,40 per barel," kata Analis PVM Oil Associates Tamas Varga. (cnn/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait