Umum

LKPJ Wali Kota TA 2020 Dinilai Lengkap, DPRD Kota Surabaya Minta Pemkot Kedepan Lebih Giatkan Kawasan Heritage

Baca Juga : Komisi A DPRD Surabaya Soroti Maraknya Tawuran, Koordinasi Dengan Bakesbangpol

Portaltiga.com - Hasil Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Wali Kota Surabaya Tahun Anggaran (TA) 2020 yang disampaikan dalam rapat paripurna di gedung DPRD Surabaya, Senin (5/4/2021), dinilai Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya AH Thony sudah lengkap, baik dari segi angka maupun pencapaian program. Meski demikian, dia berharap apa yang tertera di LKPJ bisa diikuti oleh program-program yang lebih konkret. Politisi Partai Gerindra Surabaya ini memberi contoh yang terkait dengan kebangsaan. Menurut dia, bisa saja kawasan Peneleh dikembangkan menjadi kawasan wisata heritage. Jika ini bisa dikembangkan sangat luar biasa, ujar AH Tony. Selain kawasan Peneleh, lanjut dia, kawasan kota lama di Jembatan Merah juga layak dibuat sebagai satu kawasan heritage. Bahkan, bisa disatukan dengan program Pemerintah Pusat, yaitu dihidupkannya kembali Jalur Rempah, Pemkot Surabaya yang membuat konsepnya. Kawasan Jembatan Merah bisa dijadikan destinasi wisata yang bisa menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD) Kota Surabaya, karena banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Surabaya, ungkap dia. Lebih jauh, dia menjelaskan, kalau PAD Kota Surabaya meningkat, karena banyak destinasi wisata heritage, ini akan menjadi energi pemulihan ekonomi Surabaya yang luar biasa. A H Thony mengaku, kawasan Kenjeran juga bisa dikembangkan menjadi kawasan seni budaya, karena selama ini seni budaya Pantura di Kenjeran tidak begitu booming. Perkembangan kebudayaan di Surabaya relatif stagnan. Minimnya ruang-ruang galeri seni dan budaya, panggung pentas seni, menjadi indikator stagnasinya perkembangan seni dan budaya di Kota Surabaya. Tapi saya lihat Pemkot Surabaya secara bertahap sudah mulai menggiatkan kembali ruang publik untuk seni dan budaya, tutur dia. Untuk itu, AH Thony mempertanyakan dalam LKPJ Wali Kota Surabaya TA 2020 di sektor seni dan budaya yang mana disebutkan bahwa indeks budaya lokal Kota Surabaya meningkat 88,65 persen dibanding 2016 yang hanya mencapai 69,37 persen. Kami melihat nya dari mana indikator peningkatan nya tersebut, tandas dia. A H Thony menambahkan, sebenarnya banyak lokasi dan tempat yang bisa dijadikan wisata sejarah, heritage, wisata museum. Misalnya, eks Rumah Sakit Mardi Santoso di Bubutan yang sebelumnya di pakai restoran Hallo Surabaya. Selain itu, Penjara Kali Sosok itu bisa diambil alih pengelolaannya oleh Pemkot Surabaya, dan disulap menjadi museum atau wisata heritage. Gedung eks RS Mardi Santoso atau Penjara Kalisosok memang milik negara, tapi dalam UU cagar budaya, Pemerintah Daerah boleh mengambil alih pengelolaannya, pungkas dia. (adv/tea)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait

Sidang Paripurna, DPRD Surabaya Sahkan Tujuh Fraksi

Pasca dilantiknya para Anggota DPRD Surabaya sejak bulan kemarin (24/08/2024), kini DPRD Surabaya periode 2024–2029 menetapkan susunan Fraksi yang sudah terbentuk meski dengan pimpinan sementara yakni Adi Sutarwijono, S.IP dari PDIP sebagai Ketua bersama …