Baca Juga : KPU Surabaya Akan Gelar Debat Publik Pilwali Surabaya 2024, Tayang di Dua Televisi
Portaltiga.com - Dua Pasangan Calon (Paslon) kontestan Pilwali Surabaya 2020 sudah melewati tahapan debat publik ketiga sekaligus menjadi ajang kampanye terakhir sebelum memasuki masa tenang pada Minggu (6/12/2020). Kedua paslon, baik paslon nomor urut 1, Eri Cahyadi-Armuji (ERJI) maupun paslon nomor urut 2, ìMachfud Arifin-Mujiaman Sukirno (MAJU) sudah menampilkan performa terbaik dalam debat publik terakhir ini. Pakar politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Fahrul Muzaqqi turut memberikan tanggapannya atas hasil debat tersebut. Fahrul menilai secara keseluruhan hasil debat, paslon nomor urut 2 (MAJU) lebih unggul ketimbang paslon nomor urut 1 (ErJi). Hanya saja keunggulan ini tidak terpaut jauh. "Kalau saya melihat pasangan 02 (MAJU, red) ini lebih unggul di debat ketiga tadi (5/12/2020). Unggul dalam hal perform maupun substansinya. Dalam hal performa, paslon 02 (MAJU) rasanya sudah cukup bagus," kata Fahrul dihubungi melalui sambungan seluler, Sabtu (5/12/2020). Menurut Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) ini, Machfud-Mujiaman dianggapnya mampu menyampaikan pernyataan secara efektif dan efisien. Sehingga hal itu membuat poin yang disampaikan bisa secara lugas dipahami masyarakat. "Jadi paslon nomor urut 2 ini menyampaikannya poinnya mengena. relatif lebih sistematis, bahasa-bahasa disampaikan lebih mengena, mudah ditangkap oleh seluruh segmen masyarakat, tidak banyak bertele-tele," ujar mantan aktivis mahasiswa pergerakan itu. Sementara itu, Fahrul melihat paslon Eri-Armuji yang masih terlalu sering "baca" textbook (buku teks) mulai debat pertama, kedua hingga ketiga. Sehingga memunculkan kesan penguasaan yang kurang matang. "Saya rasa itu penampilan yang kurang elok ya. Kalau saya melihatnya seperti itu. Di sisi lain barangkali juga sudah menjadi karakter dari Eri yang backgroundnya birokrat. Memang harus hati-hati dan melihat data," urainya. Secara substansi, meskipun ada beberapa hal yang cukup konkret, namun penyampaian paslon nomor urut 1 ini dirasa sedikit mengambang (abstrak) atau terlalu normatif. "Saya kurang bisa menangkap substansi yang mau dilakukan apa? Itu ada di paslon nomor urut 1 memang beberapa hal yang cukup konkrit. Tetapi sebagian yang lain masih normatif. Jadi abstrak sekali," pungkas Fahrul. Selesainya debat ketiga ini menandakan bahwa KPU Surabaya sudah tuntas melaksanakan seluruh rangkaian debat publik Pilwali Surabaya 2020. Sementara debat publik ketiga ini dilaksanakan di gedung Dyandra Convention Center, Jalan Basuki Rahmat, Surabaya, Sabtu (5/12/2020). (abi/tea)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.