Baca Juga : 120 Anggota DPRD Jatim 2024-2029 'Diospek', Ingat Pesan Sekjen Kemendagri Ini
Portaltiga.com - Anggota DPRD Jatim Sri Subiati meminta Satgas Covid-19 bekerja lebih ketat, menyusul kemunculan pabrik rokok Sampoerna Surabaya sebagai klaster baru. Banyak perusahaan besar di Jatim untuk juga perlu dilakukan identifikasi sejak dini. Kata Sri Subiati, kasus klaster Sampoerna yang terungkap saat ini yang positif ada 65 pegawai berdasarkan tes swab PCR. "Apalagi menimbulkan kematian dua karyawan karena postif corona. Ini menunjukkan perusahaan dengan jumlah karyawan besar sangat berpotensi terpapar virus tersebut," katanya, Senin (4/5/2020). "Ini harus segara disikapi oleh Tim Gugus Tugas Covid- 19, baik Jatim maupun kota kabupaten yang ada perusahaan dengan jumlah karyawan yang cukup besar," ujar wanita yang akrab dipanggil Anti. Anti menyebut bahwa munculnya kasus Sampoerna bisa dikatakan kecolongan dalam mengantisipasi penyebaran virus ini. Khususnya di perusahaan dengan jumlah karyawan besar. Dari data yang ada, kata Anti, cukup banyak perusahaan dengan jumlah karyawan yang cukup besar mencapai ratusan orang di Jatim. Seperti Pabrik rokok Gudang Garam, Pabrik Rokok Wismilak, Pabrik Rokok Bentoel, Pabrik Mie Sedap, Maspion maupun beberapa perusahaan lainnya. "Satgas covid harus jemput bola bergerak keperusahaan perusahaan besar yang ada untuk melakukan pemeriksaan karyawannya," jelas Anti. Kata Anti pihak perusahaan juga harus terbuka ketika pemeriksaan dilakukan. Data pekerja dan alamat pekerja harus dibuka kepada tim satgas. Dengan begitu akan memudahkan tim satgas dalam melakukan tracing bila nantinya ditemukan karayawan yang terpapar. Baik positif, PDP, ODP maupum OTG. "Keterbukaan data harus dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan harus open. Jangan sampai kasus PT Sampoerna yang kejadian tanggal 14 - 17 April baru dilakukan tindakan barusan," ungkapnya. Dalam kesempatan ini wanita yang juga Bendahara DPD Partai Demokrat Jatim minta agara semua pihak pemangku kebijakan untuk saling bahu membahau dalam mengatasi Covid-19 ini. Ia meminta jangan ada saling menyalahakan antar instansi yang satu dengan lainnya. Koordinasi intens dan menyeluruh harus terus dilakukan baik tim Satgas Covid-19 provinsi, kota dan kabupaten termasuk sampai tingkat desa. "Kita menyayangkan adanya saling lempar terkait kasus karayawan PT Sampoerna antara Pemprov dan Pemkot Surabaya. Yang kita butuhkan saat ini bagaiman kepentingan masyarakat. Pemimpim jangan saling lempar tanggung Jawab. Imbasnya masyarakat yang bingung. Mari bersatu bersama perangi covid ini," pungkasnya. Sementara, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa telah mengumumkan perkembangan terkait klaster baru penularan Covid-19 di Surabaya, yakni klaster Pabrik Rokok Sampoerna Kalirungkut Surabaya. Ada 29 pegawai Sampoerna lagi yang positif berdasarkan tes swab PCR gelombang kedua. Jika ditambah dengan hasil tes swab gelombang pertama, di mana ada 34 pegawai positif dan dua positif meninggal pada 14 April 2020, total klaster Sampoerna sudah mencapai 65 kasus positif. Masih ada ratusan lagi yang menunggu hasil tes swab dan saat ini mereka masih dikarantina di sebuah hotel di Surabaya yang dirahasiakan. (ars/abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.