Emil Dardak Gandeng Para Ahli Kehutanan, Bahas Kesejahteraan Masyarakat Desa Hutan

Baca Juga : Risma Disambut Meriah di Pasar Gorang Gareng Magetan, Dorong Kemandirian Perajin Batik

Portaltiga.com - Cawagub Jatim Emil Elestianto Dardak, lakukan buka bersama dengan ulama dan sejumlah tokoh penggiat kelestarian hutan di Jombang, Jawa Timur. Emil Dardak Gandeng Para Ahli Kehutanan, Bahas Kesejahteraan Masyarakat Desa Hutanr Kamis (31/5/2018) malam. Hadir dalam kegiatan buka bersama ini Transtoto Handadhari, mantan Direktur Utama Perhutani, Suyanto,Mantan Bupati Jombang yang juga Direktur Masyarakat Desa Hutan (MDH), Gus Han, Atyana, Ketua Perkumpulan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (PLMDH) Jawa Timur dan sejumlah tokoh lainnya. Dibahas dalam acara buka bersama ini isu penyelamatan lingkungan dan komitmen pasangan Khofifah-Emil dalam mensejahterakan masyarakat desa hutan serta menjaga kelestarian lingkungan utamanya hutan. Diharapkan oleh para tokoh program Kofifah-Emil bukan hanya berkonsentrasi dalam pembangunan fisik melainkan juga perlu ada fokus tersendiri terhadap permasalahan lingkungan dan keberlangsungan masyarakat desa hutan. Dari data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia tercatat 700 ribu hektare hutan di Jawa Timur mengalami kerusakan selama tahun 2014-2017. Sedangkan 30 persen hutan di Jawa Timur mengalami deforestasi setiap tahunnya karena adanya konversi lahan, penebangan liar, kebakaran dan erosi. Tentunya dengan luas hutan Jatim yang mencapai 1.357.206,3 hektare dengan rincian hutan produksi 881. 889,5 hektare, hutan konservasi mencapai 233.117,5 hektare dan hutan lindung sekitar 312. 636,5 hektare ini membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah setempat. Dengan ancaman-ancaman yang menyebabkan kerusakan hutan inilah, maka bukan tidak mungkin dapat mengancam kehidupan Masyarakat Desa Hutan (MDH). Sinergi diperlukan untuk mengentaskan permasalahan tersebut, mengingat terdapat banyak sekali kantong-kantong kemiskinan masyarakat di sekitar hutan, hal ini dikarenakan mereka tidak punya skill untuk bercocok tanam. Selama ini masyarakat seputar wilayah hutan hanya mengandalkan bahan makanan dari hutan dan penjualan kayu. Maka perlunya kerjasama antara masyarakat desa hutan dengan Perhutani dan Pemerintah Provinsi untuk atasi parmasalahan yang cukup pelik ini. Melihat sosok muda cerdas seperti Emil, Masyarakat Desa Hutan (MDH) percayakan kepemimpinan Jawa Timur di tangan Khofifah-Emil. "Jelas mas Emil sosok muda yang cerdas, terbukti sebagai pemuda yang memimpin Trenggalek, beliau menyampaikan visinya dalam debat sangat baik dan terukur," jelas Suyanto, Direktur Masyarakat Desa Hutan yang juga mantan Bupati Jombang ini. Di sisi lain Transtoro Handhadari menilai pasangan Khofifah-Emil merupakan sosok pemimpin yang mempunyai perhatian kepada lingkungan dan kesejahteraan masyarakat desa hutan. "Saya sangat menyukai kedua pasangan ini karena memperhatikan kerusakan lingkungan hutan dan juga Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), karena masyarakat tersebut masih menggantungkan hidup dari hutan," papar Transtoro. Transtoto menambahkan bahwa Emil merupakan sosok muda yang cerdas, lugas dan sangat bisa diterima sebagai pemimpin. Masyarakat Desa Hutan berharap ke depannya bisa sejahtera dari hasil hutan akan tetapi tanpa memiliki atau merusak hutan itu sendiri. Salah satu caranya adalah dengan mengelola hutan sebagai tempat wisata. Sementara itu Emil mengaskan bahwa pertemuan tadi juga sebagai navigasi program dari Nawa Bhakti Satya. Navigasi program ini adalah memastikan relevansi program-program dengan isu terkini yang dihadapi oleh masyarakat desa hutan. Emil Dardak yang juga berpengalaman mengelola pemerintahan di Trenggalek yang separuh wilayahnya adalah kawasan hutan menegaskan bahwa kesejahteraan masyarakat desa hutan akan jadi prioritasnya. Bahkan ia akan mendorong penguatan hutan sebagai sentral transformasi ekonomi yang beralih ke pengolahan, dan jasa perdagangan. Ia mencontohkan Science Techno Park (STP) yang sedang dirintis dengan Universitas Brawijaya berguna untuk mengembangkan minyak atsiri, dimana komoditi ini banyak ditanam di daerah hutan. Sehingga hasil hutan mampu dikelola lagi dengan nilai jual yang lebih tinggi. "Jangan sampai hutan menjadi kantong kemiskinan, saya tetap bersikukuh bahwa kawasan-kawasan tertentu ini yang memang memiliki proporsi hutan yang tinggi mereka berhak untuk maju tetapi tetap menjaga kawasan hutan agar tetap menjadi paru-paru bagi pulau Jawa,. Ini fokus kami untuk mengentaskan kemiskinan di daerah pedesaan," pungkasnya lagi. (tim/tea)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait
Berita Terpopuler
Berita Terbaru