Kabar Kita

Lewat Saya PEMBERANI, Remaja di Jatim Berkolaborasi dalam Pemenuhan Makanan Bergizi

Baca Juga : Khofifah Makan Malam Bareng Dubes Amerika, Bahas Kerja Sama Pendidikan hingga Kesehatan

Portaltiga.com - Para remaja di Jawa Timur berkolaborasi untuk membuat terobosan dalam pemenuhan gizi bagi anak. Mereka membuat berbagai inovasi baik lewat teknologi maupun gerakan bersama di tiap sekolah dan kampus untuk fokus menciptakan solusi perbaikan pola makan dan lingkungan bagi remaja. Rintisan yang mereka bangun dimulai dari program Pembaharu Gerakan Gizi (Saya PEMBERANI) Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) yang bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI dan Ashoka Indonesia. Salah satunya yang dilakukan siswa SMA Khadijah Surabaya dengan membuat aplikasi gizi sehat yang bernama Care With Straat Kinderen untuk menyelamatkan asupan gizi bagi anak di sekolah. Aplikasi ini juga memberikan donasi makanan bergizi bagi anak jalanan yang ada di Kota Pahlawan. Terobosan siswa SMA Khadijah ini membawa mereka menjadi finalis program Saya PEMBERANI. Siswa SMA Khadijah yang terdiri dari Sabillah Nur Fitriyanah, Islah Farah, Citra Rossalia, Rohmah Minka, Ananta Daffa, M Ilham Arifin dan Reyhan Dani Indrianto tertarik untuk memadukan gerakan mengkonsumsi gizi bagi remaja dengan teknologi yang berbasis Android dan IOS. "Dalam aplikasi Care With Straat Kinderen kami bisa tahu makanan yang bergizi yang dijual di kantin-kantin sekolah," kata Citra Rossalia, salah satu siswa SMA Khadijah, Kamis (27/2/2020). Ia melanjutkan, dalam aplikasi itu semua jenis makanan yang dijual di kantin sekolah akan terdata. Bahan makanan serta kandungan yang ada di dalamnya pun akan tertera dengan jelas. Sehingga siswa yang mau membeli makanan itu mengetahui kebutuhan gizi yang bisa diperolehnya. "Sejak dulu jajanan sekolah selalu dipersepsikan kurang gizi. Kalau ada data yang jelas, kami bisa mengetahui makanan yang akan dibeli," ucapnya. Para siswa ini pun bekerjasama dengan pihak koperasi sekolah yang membawai kantin-kantin yang menjual makanan. Termasuk para produsen jajanan itu yang wajib menyantumkan bahan yang dipakai untuk membuat jajanan tersebut. Aplikasi ini, katanya, nantinya akan terus dikembangkan untuk bisa dipakai di berbagai sekolah yang ada di Surabaya. Sehingga mereka bisa menjaga asupan gizi yang dibutuhkan bagi anak-anak di sekolah. Selain itu, aplikasi ini juga memberikan bantuan permakanan bagi anak-anak jalanan. Caranya, mereka membagi sisa keuntungan dari koperasi atau kantin sekolah. Keuntungan itu akan dibelanjakan berupa makanan bergizi yang diberikan pada anak-anak jalanan. "Misalnya ada keuntungan Rp500 , maka Rp300 akan disisihkan untuk anak jalanan. Sisanya Rp100 dipakai untuk pengembangan sistem aplikasi dan Rp100 lainnya diberikan poin pada siswa tersebut," sahut Sabillah Nur Fitriyanah, siswa lainnya. Dengan cara ini, para siswa di sekolah juga memiliki gerakan untuk berbagi dengan sesama. Mereka bisa melihat secara real time bantuan yang diberikan pada anak-anak jalanan. "Para orang tua juga bisa melihat konsumsi jajanan yang dimakan anaknya melalui aplikasi ini," ungkapnya. Program Saya PEMBERANI sendiri berawal dari kekhawatiran akan banyaknya anak muda di Indonesia yang memiliki masalah gizi. Dari data yang ada, seperempat remaja putri berusia 15-24 tahun memiliki anemia, kemudian 34 persen remaja laki-laki dan perempuan memiliki gizi lebih dan obesitas. Saya PEMBERANI adalah sebuah usaha untuk menggiatkan semangat perubahan bersama dengan para remaja untuk perbaikan pola makan dan lingkungan makanan yang lebih baik di Indonesia. Program ini menargetkan remaja usia 12-20 tahun sebagai aktor sosial yang penting untuk mendorong perubahan di masyarakat demi kebaikan semua. Saya PEMBERANI mengidentifikasi remaja yang termotivasi dan terinspirasi untuk ikut andil untuk mengerakkan perubahan sosial terkait dengan gizi terutama di Kota Surabaya dan Kabupaten Jember di Jawa Timur, kata Ravi K. Menon, Country Director GAIN. Ia melanjutkan, sebanyak 25 tim terpilih sudah diundang ke Jakarta untuk menghadiri Rangkaian Kegiatan Puncak Program Saya PEMBERANI pada tanggal 23-25 Februari 2020 yang meliputi lokakarya peningkatan kapasitas remaja untuk penajaman ide, dan presentasi akhir di depan panel juri yang terdiri dari pakar dan pemangku kepentingan di bidang gizi. Ravi menambahkan, sebanyak 10 ide terbaik sudah dipilih dan mendapatkan dukungan finansial dan pengembangan kapasitas selama 6 bulan ke depan. GAIN sendiri bekolaborasi dengan Ashoka Indonesia yang merupakan pelopor kewirausahaan sosial sejak tahun 1980 dan secara global telah mendukung 3800 pengusaha sosial terkemuka di dunia serta 50 remaja pembuat perubahan. Selain dari SMA Khadijah, peserta dari Jawa Timur yang juga masuk 25 besar berasal dari St Louis 1 Surabaya, SMP Santa Maria, SMA Santa Maria, SMK N 1 Jember, SMA Muhammadiyah 10 Surabaya, SMAN 4 Jember , SMAN Ambulu Jember , SMKN 5 Jember, SMKN 1 Jember, UN Jember, Unair, dan UNUSA. (lubna/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait

Pemprov Kalbar Siap Galakkan Digitalisasi Pendidikan

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), beserta 14 pemerintah kabupaten dan kota di wilayah tersebut, memastikan komitmen dalam melakukan digitalisasi pendidikan sesuai yang digalakkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi …

Manulife Indonesia Luncurkan MSP, Apa Itu?

Manulife Indonesia meluncurkan asuransi dwiguna untuk nasabah perorangan mempersiapkan dana hari tua dan pendidikan anak. Asuransi itu adalah Manulife Saving Protector (MSP). …