Baca Juga : Jaga Bahasa Daerah Tidak Punah, Balai Bahasa Jatim Adakan Festival Tunas Bahasa Ibu
Portaltiga.com - Atusiasme peserta pelatihan penulisan kritik sastra di Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo sangat tinggi. Pada hari kedua acara yang digelar Balai Bahasa Jawa Timur bekerja sama Universitas Ibrahimy, itu telah menghasilkan tiga tulisan. Satu puisi dan dua kritik. Mereka juga melontarkan pertanyaan-pertanyaan kritis. "Selain antusias, potensi peserta sangat besar. Mungkin karena pesertanya memang terbiasa dalam dunia seni dan sastra," tutur Achmad Taufiq, narasumber dari Universitas Jember yang mengisi hari ini, Kamis (21/2/2019), pada sesi pertama. Memang peserta yang ikut adalah aktivis penulisan dan sastra. Bahkan, ada alumnus yang dulu ikut komunitas sekolah deklamasi di Ponpes Sukorejo dan kini mengajar di Banyuwangi turut serta dalam acara tersebut. Peserta lainnya juga aktif di komunitas penulisan, termasuk yang masih aktif di Sanggar Cermin, Sekolah Deklamasi, dan lainnya. Pada sesi kedua, dilanjutkan materi penyuntingan dan pendayagunaan bahasa. Hal itu karena dalam penulisan, penyuntingan juga vital. "Penyuntingan sangat penting dalam dunia penulisan. Tulisan yang dihasilkan banyak, tapi waktu penyuntingannya terlalu singkat. Untunglah, para peserta terbiasa dengan dunia bahasa dan seni," tutur Hero Patrianto, narsum dari Balai Bahasa Jawa Timur, yang dikenal sebagai linguis atau bahasawan. (uri/abi)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.