Kabar Kita

Lulusan Doktor Asal Gaza Angkat Isu Hamas and Iran

Baca Juga : Halal Bihalal IKA Unair, Khofifah Berpesan Seperti Ini

Portaltiga.com - Sebagai kampus kelas dunia, mahasiswa yang menempuh di Universitas Airlangga (Unair) tidak hanya berasal dari Indonesia, tapi juga dari berbagai belahan dunia. Salah satunya Ahmed Muhammad Omar Al- Madani, mahasiswa asal Gaza, Palestina yang menjalani ujian doktor terbuka di Ruang Adi Sukadana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair pada Senin (16/7/2018) lalu. Ahmed merupakan mahasiswa S3 Ilmu Sosial FISIP Unair. Dalam disertasinya yang berjudul Hamas and Iran : A Strategy Alliance Betwen A State And A Non State Actor (2005-2015) mengantarkan Ahmed resmi menjadi mahasiswa Unair terhitung sejak November 2013. Ia merupakan mahasiswa yang mendapatkan Beasiswa Unggulan untuk mahasiswa asing yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam perjalanan Ahmed sebelum studi di Indonesia tidaklah mudah, ia harus melalui banyak proses untuk keluar dari negaranya demi memperjuangkan untuk menempuh pendidikannya. Ahmed berbagi kepada portaltiga.com saat ditemui di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unair tentang perjalanannya dalam menempuh pendidikannya. Seharusnya ia tiba di Indonesia dan melangsungkan kegiatan perkuliahan pada September 2013. Namun, keadaan yang ada di negaranya membuat ia harus tertahan hingga November 2013. Untuk keluar dari Gaza, Ahmed harus melewati Rafah Border. Rafah Border merupakan pembatas antara Gaza dan Mesir. Rafah Border selalu tertutup dan hanya orang orang tertentu yang bisa mengaksesnya. "Untuk keluar belajar dari negara saya saja saya sangat sulit, banyak prosedur yang harus dilewati," terang Ahmed, Selasa (17/7/2018). Hampir setiap harinya Ahmed datang ke Rafah Border untuk melakukan negoisasi pada penjaga di sana agar ia bisa keluar dan terbang ke Indonesia. Tepat Bulan November 2013 setelah Negoisasi yang sulit akhirnya Ahmed berhasil melewati Rafah Border dan terbang ke Indonesia. Hanya ada dua pilihan, aku tetap tinggal di Gaza dengan situasi yang seperti ini atau aku keluar dari Gaza dan membuat hidupku lebih baik, tambahnya. Konflik Gaza bukan hal mudah bagi dirinya. Namun, karena perjuangan dan doa di tengah suara meriam, ia kini akan mendapatkan gelar doktor di bidang ilmu sosial. Dalam disertasinya ia mencoba menjabarkan tujuan dari hubungan antara Hamas dan Iran, serta dampak yang ditimbulkan terhadap negara Palestina atas konflik yang terjadi. "Hasil penelitian menunjukkan bahwa Iran membina hubungan dengan Hamas atas dasar Agama kepada masyarakat Sunni. Iran dan Hammas juga membatasi Hubungan sebatas ranah politik saja, paparnya. Berkat disertasinya yang sangat baik, panitia penguji menyatakan bahwa ia diterima dan lulus dengan predikat Sangat Memuaskan. Dengan ini Ahmed dinobatkan menjadi doktor ke-214 FISIP Universitas Airlangga. (doy/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait