Baca Juga : Risma Disambut Meriah di Pasar Gorang Gareng Magetan, Dorong Kemandirian Perajin Batik
Portaltiga.com - Dua pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur telah berargumen dalam debat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jatim 2018 yang mengambil tema Ekonomi dan Pembangunan di Surabaya, Selasa malam (8/5/2016). Namun, dalam paparan program kerjanya, duet Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Puti Guntur Soekarno dinilai lebih unggul. Pasangan nomor urut 2 itu, relatif lebih mampu mengelaborasikan janji kerjanya dengan lebih fokus menghadirkan solusi bagi masyarakat. Dengan pengalamannya 10 tahun, Gus Ipul mampu mengelaborasikan programnya. Dia berangkat dari kinerja dan penguasaan masalah selama 10 tahun, dan dengan pengalaman itu, dia sampaikan solusi terukur, kata Ekonom Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang, Dias Satria di Surabaya, Rabu (9/5/2018). Dijelaskan, tujuan pembangunan yang ingin disampaikan Gus Ipul sangat jelas dan spesifik. Hal ini berbeda dengan pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto yang cenderung mengambil posisi yang bersifat lebih makro. Doktor ekonomi lulusan University of Adelaide Australia itu mencatat, ada tiga hal penting yang selama debat menjadi fokus utama Gus Ipul-Puti. Pertama, pembangunan inklusif dan berkeadilan. Gus Ipul berulang kali menyatakan pentingnya pembangunan dan infrastruktur berkeadilan. Jadi tidak semata-mata bicara infrastruktur dalam konteks elitis, tapi bagaimana itu bisa menyentuh kebutuhan rakyat, seperti sanitasi, rumah layak huni, dan irigasi, infrastruktur yang gerakkan ekonomi rakyat, ujarnya. Dan yang tidak dilupakan adalah infrastruktur sosial. Aspek kelembagaan dan modal sosial dalam ekonomi sebagai salah satu bagian dari infrastruktur sosial tidak dilupakan, misalnya dengan penguatan kelompok sadar wisata untuk pengembangan destinasi yang disebut Gus Ipul dan Puti bisa membuka ratusan ribu lapangan pekerjaan baru, katanya. Konsep itulah, lanjutnys, yang dibutuhkan Jatim untuk mengurangi kesenjangan. Termasuk fokus Gus Ipul dalam menekan kesenjangan antara kawasan utara yang selama ini lebih sejahtera dibanding daerah kawasan selatan Jatim lewat program Tebar Jala (Pusat Ekonomi Baru Jalur Selatan). Selain itu, juga ada pengembangan Madura lewat program Satria Madura (Satu Triliun bagi Madura). Kehadiran pusat-pusat ekonomi baru di selatan Jawa dan Madura otomatis mendorong pemerataan pembangunan di Jatim, ucapnya. Hal kedua yang menjadi fokus Gus Ipul-Puti, menurut Dias, adalah pengembangan UMKM dan pertanian. Duet itu tercatat menyebut kata petani-pertanian dan UMKM masing-masing sebanyak 23 dan 7 kali sepanjang debat. "Kalau Khofifah-Emil hanya 6 dan 2 kali," cetusnya. Yang ketiga, adalah kontinuitas pembangunan. Dalam hal ini, Dias menyebut, Gus Ipul cukup bagus memaparkan hasil kepemimpinannya selama menjadi wakil gubernur mendampingi Gubernur Soekarwo. Di antaranya penurunan kemiskinan yang drastis dari 18,51 persen menjadi 11,2 persen. Penurunan kemiskinan tersebut, merupakan yang tertinggi dibanding provinsi lain di Jawa. Gus Ipul tepat ketika menjelaskan ada pekerjaan rumah 11,2 persen warga miskin yang ingin menjadi fokusnya dengan bekal pengalaman dua periode menjadi wagub. Jadi ada peta jalan secara berkelanjutan dengan solusi terukur yang relatif lebih pas dibanding yang disampaikan Ibu Khofifah dan Pak Emil, paparnya. (bmw/tea)Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.
URL : https://portaltiga.com/baca-5052-ekonom-unibraw-menilai-program-gus-ipul-puti-lebih-solutif