Politika

Gus Ipul Ingin Sentra Batik Bisa Jadi Obyek Wisata

Baca Juga : Risma Disambut Meriah di Pasar Gorang Gareng Magetan, Dorong Kemandirian Perajin Batik

Portaltiga.com - Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut dua, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengunjungi sentra batik, Butik Lesoeng di Jalan Agung Soeprapto, Ponorogo, Sabtu (21/4/2018) pagi di awal kegiatan kampanyenya di Ponorogo. Pemilik butik, M Ali Muchlison, serta belasan pembatik menyambut hangat kedatangan Gus Ipul. Setiba di lokasi, kandidat yang berpasangan denga Cawagub, Puti Guntur Soekarno ini langsung melihat produk hasil batik yang memiliki beberapa motif khas. Di antaranya, motif merak tarung, merak romantis, dan batik reog. Berdasarkan penjelasan Soni, ia sudah memulai usaha ini sejak 2007 dengan belajar dari pengerajin di Solo dan Jogja. Selama lebih dari sepuluh tahun produksi, pasarnya telah menjangkau Solo, Jogja, Surabaya, hingga, Jakarta. "Untuk penjualannya tiap bulan bisa mencapai 10 sampai 14 kodi perbulan," ujar Ali. Tak cukup dengan melihat hasil jadinya, Gus Ipul juga menyempatkan untuk menyaksikan proses produksi batik yang berada di belakang butik ini. Mulai proses menggambar pola, mencanting, hingga, proses mewarnai. Melihat proses produksi, Gus Ipul mengatakan sentra batik harusnya tidak sekadar memproduksi tapi juga mengedukasi dan mempromosikan kebudayaan khususnya batik. Caranya, dengan menjadikan sentra batik menjadi obyek wisata, Yakni, wisata edukasi. "Sangat menarik apabila masyarakat bisa diajak untuk melihat hasil produksinya. Jadi, bukan hanya bisa melihat produknya saja. Namun, juga bisa sekaligus tahu prosesnya," ujar Gus Ipul di sela kunjungan tersebut. Dengan mengetahui proses produksinya, akan sekaligus menarik wisatawan untuk ikut membeli produk. "Mereka akan tahu alasan batik menjadi mahal. Sebab, yang mahal adalah prosesnya," urai mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal RI ini. Gus Ipul menegaskan bahwa Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) ke depan akan menjadi salah satu tulang punggung Jawa Timur. Saat ini, UMKM dan koperasi berhasil memberikan pemasukan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang mencapai 54 persen. Belum lagi, 52 persen UMKM dikembangkan oleh perempuan. Oleh karenanya, penguatan UMKM harus dilakukan. Baik dari proses produksi maupun pemasaran. Untuk proses produksi, Gus Ipul menyebut akan memberikan bantuan permodalan hingga pelatihan kepada UMKM. Ia mencontohkan sentra batik ini yang memperkerjakan perempuan dengan berbagai latar belakang. Di antaranya, beberapa mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW). "Ini bisa menjadi percontohan. Pak Soni bisa memberikan pelatihan kepada mantan TKW. Sehingga, para TKW ini tak perlu kembali ke luar negeri," jelasnya. Terkait dengan pemasaran, pihaknya juga akan membantu riset pasar. Sehingga, para pengerajin bisa mengetahui daerah pasar yang menjanjikan. "Di antaranya, juga dengan mendatangkan wisatawan atau pasar ke daerah. Ini beberapa hal yang kami utamakan," katanya. (Bmw/tea)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait