Politika

Pengamat: Klaim Dukungan, Hanya Bukti Tidak Percaya Diri

Baca Juga : Tim Risma - Gus Hans Laporkan Anomali Pilkada Jatim ke MK

Portaltiga.com - Pemilihan Gubernur Jawa Timur saat ini telah memasuki fase kampanye. Waktunya para calon bersama tim pemenangan berusaha merebut hati rakyat untuk memilih. Maka, jika masih ada yang masih sibuk dengan klaim dukungan, hal itu merupakan tanda tidak percaya diri (low confident) dari calon. Pendapat itu disampaikan pengamat politik Universitas Airlangga (Unair), Airlangga Pribadi Kusman. Sekarang adalah momen kampanye, saatnya meraih hati dan fikiran rakyat dengan kekuatan visi misi dan kapasitas elite," kata Airlangga, Senin (5/3/2018). Menurut dia, ketergantungan kandidat terhadap dukungan presiden memperlihatkan lemahnya confident dari calon tersebut terhadap kekuatan konsepsi dan kapasitas dari pasangan maupun tim untuk mandiri dalam merebut hati dan pikiran konstituen. Mantan Staf Khusus Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini ini melanjutkan, komunikasi soal dukungan presiden itu fasenya sudah lewat. Itu fasenya saat proses pencalonan sampai kampanye.  Sedangkan saat ini adalah fase kampanye dimulai, maka fokusnya adalah merangkul dukungan dari rakyat. Soal dukung mendukung itu fasenya sudah lewat, itu fase saat pencalonan. Saat ini fasenya merangkul dukungan rakyat seluas-luasnya, imbuh CEO The Initiative Institute (TII) tersebut. Dosen FISIP Unair ini menilai, menyatakan secara terbuka dukungan presiden terhadap kandidat pada saat kampanye itu statemen tidak elok.  Sebab, itu adalah pernyataan untuk down grading presiden,  seperti menyatakan kepada publik bahwa presiden intervensi dalam momen pilgub yang seharusnya menghormati suara rakyat. Padahal, faktanya Presiden Jokowi saat ini berusaha mengambil jarak yang sama dengan seluruh kekuatan politik yang saat ini berkompetisi di pilkada. Bahkan, sikap netral Jokowi itu telah dibuktikan saat Pilkada DKI 2017. Saat itu, Jokowi tidak melakukan intervensi atau mengambil kebijakkan yang menguntungkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang didukung PDI Perjuangan dan partai koalisi pendukung pemerintah. Sikap netral Jokowi sudah dibuktikan saat Pilkada DKI Jakarta. Kalau Jokowi mau intervensi, sangat mungkin Ahok yang merupakan orang dekatnya yang menang. Tapi hal itu tidak dilakukan oleh Presiden. Saya kira sikap yang sama juga akan dilakukan di pilkada Jatim, urai alumni Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) ini. (tim/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait