Politika

Di Hadapan Ribuan Santri Ponpes Amanatul Ummah, Emil Dardak Berbagi Kisah Bangkit dari Keterpurukan

Baca Juga : Khofifah-Emil Terima Platinum Award dari Duta Besar Inggris

Portaltiga.com - Emil Elestianto Dardak dan Arumi Bachsin menghadiri acara Seminar Nasional di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto, Sabtu (24/2/2018). Kedatangan Emil dan Arumi langsung disambut histeris oleh ribuan orang yang terdiri dari santri dan wali santri yang telah lama menantinya. Tiba di pelataran, Emil Dardak langsung disambut khusus oleh KH Syaifuddin Chalim dan sebagai penghormatan memberikan sehelai surban dan langsung dikalungkan kepada doktor termuda Jepang ini. Tak mau kalah, santri-santri juga berdesakan untuk ingin bersalaman dengan cawagub nomor urut satu pasnagan Khofifah Indar Parawansa. Kehadiran Emil Dardak dan istrinya Arumi Bachsin ke Ponpes Amanatul Ummah Pacet Mojokerto tersebut sebagai pembicara Seminar Nasional "Inspirasi Nasional : Menanamkan Pendidikan Karakter Pada Jiwa Muda di Era Globalisasi". Dalam sambutannya KH Asep Syaifuddin Chalim menuturkan bahwasanya kegiatan yang diselenggarakan pondok pesantrennya tersebut bukan kegiatan kampanye, melainkan sebuah kegiatan seminar guna menginspirasi ribuan santrinya, sehingga semua audien yang ada diminta merekam seluruh jalannya kegiatan agar tidak dikait-kaitkan dengan kegiatan kampanye. Ia menilai sosok Emil Dardak merupakan sosok millenial yang tidak hanya memiliki jejak pendidikan yang sangat luar biasa, lulus Diploma Australia saat umur 17 tahun, meneruskan dan menyelesaikan pendidikan S2 hingga S3 di Universitas Ritsumeikan Jepang dan mendapatkan gelar doktor termuda se Asia Pasifik. Orang nomor satu di Kota Gerbang Pesisir Selatan ini juga dianggap sebagai orang berilmu yang mau mengamalkan ilmunya untuk kemaslahatan umat. "Sosok Emil ini selain muda cerdas dan sukses dalam jenjang pendidikan, Emil mau mengaplikasikan ilmunya dan mengamalkan keilmuannya untuk masyarakat banyak. Sosok seperti inilah yang tepat menjadi inspirasi generasi muda saat ini," tutur beliau. Hal senada juga disampaikan Muchammad Hasan Chamdany salah satu santri PP Amanatul Ummah, menyatakan hal yang sama sosok Pak Emil merupakan sosok yang inspiratif, selain pintar beliau mau mengamalkan ilmunya untuk orang banyak. Selain itu Pak Emil mampu merubah suatu daerah yang kurang terkenal menjadi terangkat namanya dan lebih dikenal khalayak umum, tutur Hasan. Sementara itu, di hadapan ribuan audiens Emil Elestianto Dardak berbagi pengalaman hidup mulai dari pendidikannya hingga karirnya di dunia profesional. Paparan Emil Dardak mengenai pengalaman hidupnya sangat menginspirasi santri dan wali santri yang tumpah ruah di pondok bertaraf internasional ini. Ribuan orang menyimak dengan khusuk cerita dari doktor termuda Jepang ini. Emil yang juga Ketua Sekber Lingkar Wilis menceritakan bagaimana perjalan hidupnya yang tidak mulus-mulus saja. Emil juga sempat menceritakan dirinya juga sempat mengalami keterpurukan. Gara-gara sembrono dirinya sempat mendapatkan nilai pas-pasan untuk masuk ke sekolah favorit. Bukan malah terpuruk, ejekan tersebut malah dijadikannya cambuk untuk bisa bangkit dan mengukir prestasi lulus SMP dengan nilai tertinggi di sekolah tersebut. "Salah satu kunci kesuksesan adalah tidak mudah menyerah dan berani bangkit dari keterpurukan," ungkapnya. Menurut Emil kunci selanjutnya adalah ketekunan. Diceritakan dari ketekunan dia bisa menjadi siswa teladan di DKI Jakarta. "Kala teman-teman saya bisa menikmati libur sekolah kala itu, saya malah dingatkan oleh orang tua saya untuk terus belajar," ucap dia. Keputusannya tersebut ternyata menjadikannya sebagai siswa teladan, sehingga dirinya bisa menorehkan prestasi ini dalam biografinya. Lanjut Emil, ia juga bercerita tentang dirinya ketika umur 19 tahun dipercaya sebagai tim pakar Asia Pasific Ministers Forum on Infrastructur Development. Menurutnya karir menjadi tim pakar ini ia raih karena ketekunannya merangkum isu pembangunan dari kongres ke kongres. Hasil ketekunannya ini yang ia kerjakan tanpa menunggu perintah membuatnya memiliki karir cemerlang di World Bank, hingga saat ini menjabat sebagai Bupati Trenggalek. "Apa yang saya raih saat ini adalah karena ketekunan dan perjuangan, dan saya yakin adek-adek di Amanatul Ummah bisa meraih impian karena sistem pendidikannya yang luar biasa", pungkasnya. (tim/abi)

Ikuti update berbagai berita pilihan dan terkini dari portaltiga.com di Google News.

Berita Terkait